Sukses

Ryan LH Kemas Pameran Foto Mobil Antik dengan Nuansa Modern

Mantan fotografer Ryan LH menggelar pameran foto mobil antik bertajuk LAFF, LYFE, COLORY.

Liputan6.com, Jakarta Ryan LH, mantan fotografer dan wartawan yang kini jadi pengusaha dan pemilik event organizer di Bandung) menggelar pameran foto mobil antik bertajuk “LAFF, LYFE, COLORY” Acara ini diselenggarakan di Maranatha Art Space, Bandung dari 18-26 November 2021.

Pameran ini boleh dibilang unik. 19 buah foto print on canvas dan print on block itu hanya memperlihatkan bagian tertentu dari mobil Ford, Chevrollet, Fiat, Cadillac, dan lain-lain.

“Semua foto saya capture dengan Iphone 11 Pro di Museum Angkut Malang,” kata Ryan LH di Bandung, 15 November 2021.

 

2 dari 4 halaman

Tak Harus Memiliki

Sebagai penggemar fanatik, menurut Ryan cinta pada mobil antik tak harus memiliki atau menungganginya.

“Dengan hanya memandang saja, sudah memberi kebahagiaan yang murah meriah. Apalagi bisa memotretnya!” kata Ryan.

Awalnya, hasil capture foto berupa handel pintu, lampu lampu, bagasi, kap terkelupas dan berkarat dari mobil Antik, hanya jadi hiasan dinding di rumah maupun kantornya.

“Beberapa teman yang melihat, kemudian memberi usul, bahkan mendesak foto-foto itu untuk dipamerkan,” kata Ryan yang mengaku objek foto ini mengingatkannya akan seni rupa foto karya Agus Leonardus di pameran “Kata Hati” tahun 1995 di Yogyakarta.

“Saat itu, saya masih duduk di semester-1 di jurusan Fotografi, Fakultas Media Rekam, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta!” ujar Ryan mengenang.

 

3 dari 4 halaman

Pameran Setelah 18 Tahun

Fotografi memang bidang studi Ryan. Sepanjang kuliah, ia telah menggelar enam kali pameran foto. Dan terakhir pada tahun 2003.

Setelah lulus kuliah, Ryan sibuk jadi wartawan di Majalah News Musik dan tabloid Koranku kemudian membuka bisnis event organizer. Sesekali, ia masih memotret, tapi pameran tak tersentuh lagi.

Teman semasa kostnya di Yogjakarta, Dr. Ismet ZE, M.Sn, yang kini Kaprog Sarjana Seni Universitas Kristen Maranatha, mengingatkan dan menantang Ryan untuk berpameran lagi. Ia bahkan menyediakan tempat pameran sekaligus jadi kurator.

Sementara itu, Risman Marah, dekan semasa Ryan kuliah yang juga menjadi kurator pameran sekaligus menulis kata pengantar di buku acara, menyebut potongan-potongan mobil yang dicapture Ryan, berubah menjadi bentuk wajah manusia, topeng primitif, mulut dan mata sebuah robot besi dan lain-lain.

“Sebuah karya seni terkadang memang multi-interpretasi, sehingga para penikmat bebas menterjemahkan bentuk-bentuk yang dilihatnya sesuai stimulus masing-masing!” tulis Risman Sang Dekan.

 

4 dari 4 halaman

Antik Dikemas Modern

Namun, khusus untuk pameran foto yang ke 7 kali ini, Ryan menambahkan sisi kebaruan yang terasa jeli juga cerdas.

Ryan menyandingkan setiap foto, dengan judul lagu rock kegemarannya, yang di dalamnya tersimpan wejangan yang bermakna dalam. Seperti “Alive” (Pearl Jam), “Into Another” (Skid Row), “You Get What You Give” (New Radicals) dan lain-lain.

Menurut Ryan, tidak mudah membuat judul foto, kemudian menyandingkannya dengan lagu rock favoritenya.

“Prosesnya, setiap foto harus cermati betul, lalu baru mencari lagu yang memiliki makna sejenis!” ungkap Ryan yang memilih lagu “Alive” (Pearl Jam) untuk judul foto berupa bumper mobil penyok, terkelupas dan berkarat.

Namun, kesulitan Ryan tersebut, akan menjadi sisi paling menarik bagi pengunjung. Karena di dalam ruang pameran semua lagu bisa langsung didengar.

“Kami mengarahkan pengunjung untuk melakukan scan QR Code yang disediakan di setiap foto. Selanjutnya, akan terhubung dengan lagu yang dimaksud. Kami sarankan untuk membawa earphone. Meskipun, kami tetap menyediakan headphone secara terbatas!” ujar Ryan, menutup percakapan.