Liputan6.com, Jakarta - April 2021, Tsania Marwa menjemput kedua anaknya di kediaman suami setelah memenangkan hak asuh anak lewat reli panjang sidang di Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat.
Penjemputan atau dalam istilah hukumnya, eksekusi, berlangsung dramatis di tengah sorot kamera jurnalis dan tangis histeris. Bahkan anak-anak menyangka akan diculik ibunya sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Mantan istri Atalarik Syach akhirnya pulang dengan kekecewaan. Ia tak mampu membendung air mata setelah gagal menjemput anak-anak. Kisah pilu ini kebanjiran doa warganet.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sifatnya Pribadi
Tsania Marwa berencana melaksanakan penjemputan kedua. Melansir dari video interviu di kanal YouTube KH Infotainment, Senin (22/11/2021), ia tak mau bicara detail soal eksekusi kepada awak media.
“Ada pertimbangan-pertimbangan yang mungkin aku belum bisa share yang sifatnya pribadi. Yang jadi pertimbangan aku dan pengacara,” bintang film Dalam Mihrab Cinta menjelaskan.
Advertisement
Pelajaran dan Evaluasi
Tsania Marwa mengakui, setelah gagal menjemput anak, ia dan tim kuasa hukum mengevaluasi mengapa penjemputan berlangsung ricuh. Setelahnya, dibuat rencana lebih matang agar kegagalan tak terulang.
“Kejadian eksekusi kemarin itu kan sedikit banyak memberi pelajaran dan kita pasti mengevaluasi gitu lo, kenapa bisa gagal? Apa yang kurang, apa yang harus aku lakukan lagi?” paparnya panjang.
Eksekusi Kedua
Lebih lanjut Tsania Marwa mengatakan, ada trauma yang membekas di benaknya setelah penjemputan anak-anak berlangsung ricuh. Ibu dua anak ini mengaku sakit hati.
“Itu hal-hal yang menjadi pertimbangan yang aku maunya, kalau aku ekskusi kedua ya sudah berhasil. Karena mengulang (eksekusi) kayak kemarin itu sakit banget lo Mas. Sakit banget lo,” urai Tsania Marwa.
Advertisement
Hari Yang Pahit
“Itu benar-benar hari yang pahit banget buat aku. Pasti pada tahu semualah,” ia menyambung. Tsania Marwa kini menyiapkan energi besar untuk penjemputan kedua.
“Karena itu membutuhkan energi yang besar untuk melakukan eksekusi dan enggak semua orang mau. Bahkan banyak (ibu) yang memutuskan untuk enggak mau (melakukan) eksekusi,” Tsania Marwa mengakhiri.