Sukses

Arzeti Bilbina Pentingnya Penanganan Stunting di Seluruh Indonesia

Arzeti Bilbina menggelar sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana.

Liputan6.com, Jakarta Model yang juga anggota DPR, Arzeti Bilbina bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana dengan tema Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Di Masa Pandemi Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas se Surabaya, Selasa (23/11/2021).

Dalam pelaksanaannya Arzeti Bilbina menggandeng PKK Kota Surabaya untuk bisa berkolaborasi dan berjalan beriringan dalam penanganan stunting di Surabaya. Pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia saat ini jelas memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya dari sisi kesehatan. Pandemi Covid-19 ketahanan pangan masyarakat yang akhirnya mengganggu upaya kita untuk menangani stunting secara nasional. Menurut Arzeti, sejak masa pandemi di 2020, angka kemiskinan itu meningkat.

"Oleh karena itu, penanganan stunting di seluruh Indonesia perlu dilakukan. Kita bisa melakukan pencegahan melalui tiga pendekatan yakni pendampingan pada remaja sebelum menikah, pendampingan ketika sedang hamil, dan pendampingan saat bayi lahir hingga menginjak usia 2 tahun," kata Arzeti Bilbina dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/11/2021).

 

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Aspek Sosial

Selanjutnya Arzeti menjelaskan bahwa masalah gizi sebenarnya bukan masalah yang hanya disebakan oleh kemiskinan saja. Juga karena aspek sosial-budaya kepercayaan, pendidikan, dan pekerjaan yang ada di masyarakat kita, sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat khususnya ekonomi keluarga.

"Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu. Oleh sebab itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi yang ditunjukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Bersinergi

Arzeti berharap agar seluruh elemen masyarakat bersama stakeholder terkait agar dapat bersinergi dalam berkarya. Walaupun di tengah kondisi sulit Covid-19, para pelaku usaha tidak terfokus pada satu usaha. Karena banyak peluang untuk terus berwirausaha, jika kita mau terus berinovasi dan berevolusi.

"Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Semua anggota keluarga dapat menjadi rawan terkena penyakit infeksi, salah satunya adalah balita. Infeksi dapat menyebabkan kurang gizi atau sebaliknya," pungkas Arzeti.

 

4 dari 4 halaman

Jago Centing

Terpisah, Rini Indriyani mengungkapkan bahwa salah satu upaya untuk bisa menekan angka stunting di Surabaya TP PKK menggelar acara "JAGO CENTING (Jagongan Cegah Stunting)" di tiap kelurahan yang ada di Surabaya secara bergilir. Upaya tersebut dilakukan untuk mewujudkan Surabaya Zero stunting. Sebelumnya, Arzeti bersama BKKBN melakukan kegiatan sosialisasi serupa yang dikemas melalui talkshow dengan PKK Kabupaten Sidoarjo (20/11/21) dan Fatayat Kabupaten Sidoaro (21/11/21) yang dihadiri oleh 150 peserta pada setiap lokasi.

"Untuk bisa menyelesaikan permasalahan stunting PKK Kota Surabaya butuh sinergitas dari semua elemen masyarakat," imbuh Rini Indriyani, Ketua TP PKK Kota Surabaya.