Sukses

Artis Kawakan: Indra Lesmana, Ayah Eva Celia yang Sudah Go International Sejak Kecil

Kepiawaian Indra Lesmana bermain piano sejak kecil, sepadan dengan kreativitasnya dalam mengaransemen musik.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Indra Lesmana di mata generasi masa kini mungkin melekat sebagai sosok ayah dari Eva Celia, penyanyi yang kini sedang naik daun. Namun bagi generasi lawas, Indra adalah salah satu maestro di dunia musik jazz.

Kepiawaian Indra Lesmana bermain piano dan keyboard, sepadan dengan kreativitasnya dalam mengaransemen musik serta mengolah lagu menjadi sebuah karya yang ciamik.

Sahabat mendiang Idang Rasjidi ini juga banyak menghasilkan lagu-lagu hit yang dinyanyikan oleh para penyanyi top Tanah Air. Sebut saja Ermy Kulit, Titi DJ, Andien, Maliq & D'Essentials, bahkan juga mantan istrinya, Sophia Latjuba.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 10 halaman

Layak Digali

Profil seorang Indra Lesmana memang layak untuk digali. Pasalnya, karier pria kelahiran Jakarta, 28 Maret 1966 ini tak sekadar di Tanah Air. Para pecinta musik jazz di luar benua Asia juga pernah dihibur oleh aksinya.

Lalu seperti apakah sosok Indra Lesmana sejak dahulu hingga sekarang? Melansir berbagai sumber, berikut kisah sang musikus jazz yang sudah 45 tahun berkarier.

 

3 dari 10 halaman

Sejak Kecil

Bakat musik Indra Lesmana terlihat sejak kecil. Bahkan, adik dari Mira Lesmana ini sudah tampil di atas panggung bermain keyboard bersama ayahnya sejak ia berusia 10 tahun.

Putra pasangan musikus Jack Lesmana dan penyanyi Nien Lesmana ini juga sudah tampil bersama dua mendiang musikus kondang kala itu, Benny Likumahuwa dan penyanyi Broery Marantika.

Di usianya yang masih 12 tahun, Indra Lesmana sudah merekam dan merilis album berjudul Ayahku Sahabatku pada 1978. Di album sang ayah juga ikut andil dalam rekaman sebagai pemain gitar.

 

4 dari 10 halaman

Sekolah di Luar Negeri

Pada tahun yang sama, Indra Lesmana terbang ke Australia bersama ayahnya untuk tampil dalam acara ASEAN Trade Fair. Keseriusan Indra dalam bermusik ditunjukkannya dengan mengikuti saran ayahnya untuk ikut ujian masuk di Conservatorium of Music dan diterima.

Di usia yang masih belia itu, Indra kemudian resmi menjadi siswa New South Wales Conservatory School of Music di Sydney setelah mendapatkan beasiswa di bawah Kedutaan Australia. Keluarganya pun mendapat fasilitas untuk tinggal di sana.

Selama di Negeri Kanguru, Indra meniti karier secara serius dengan tampil di Manly Jazz Festival hingga tahun 1985. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman bersama musikus kondang seperti Chick Corea hingga David Baker.

 

5 dari 10 halaman

Bergabung dalam Band

Sewaktu masih sekolah di Australia, sang ayah mengajak Indra bergabung dalam grup band jazz bernama Jack and Indra Lesmana Quartet. Mereka sempat merilis album Children of Fantasy.

Pada tahun 1982 Indra membentuk bandnya sendiri yang bernama Nebula. Mereka merilis album perdananya yang berjudul No Standing. Selain Nebula, Indra juga tergabung dalam band Women and Children First.

 

6 dari 10 halaman

Ke Amerika Serikat

Industri jazz di Amerika Serikat pun tertarik dengan bakat yang dimiliki Indra Lesmana. Pada 1984, Indra merilis album berjudul No Standing di bawah label rekaman Zebra Records milik perusahaan MCA Records. Setahun kemudian, Indra memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat.

Tak hanya satu album, Indra bersama label rekaman yang sama merilis album For Earth and Heaven pada 1986. Bahkan, lagu andalan dari dua album tersebut berhasil bertengger di Billboard Chart kategori Jazz serta radio-radio Amerika Serikat.

7 dari 10 halaman

Dikenal di Luar Negeri

Berkat kiprahnya di Australia dan Amerika Serikat sejak usia belia, Indra Lesmana selalu menjadi sorotan luar negeri. Misalnya saja pada 2008 ketika ia tampil di Asia-Pacific Weeks Berlin, Jerman bersama Gilang Ramadhan.

Lalu pada 2011, Indra bersama Barry Likumahuwa dan Sandy Winarta yang tergabung dalam LLW tampil di Blue Note Tokyo, Jepang. Di tahun yang sama album LLW berjudul Love Life Wisdom berhasil masuk peringkat 18 Most Downloaded Albums di iTunes.

Bersama Indra Lesmana Quartet, Indra juga pernah menjalani tur Asia di Malaysia, Indonesia, dan Jepang pada tahun 2012 bersama pemain saksofon asal Amerika, Everette Harp.

 

8 dari 10 halaman

Kolaborasi dan Produser Artis Tanah Air

Lahir di Indonesia, tentu saja Indra Lesmana tetap memilih untuk memajukan bakat-bakat para penyanyi dan musikus anak negeri. Salah satu musikus jazz yang dekat dengannya dan sering menjadi kolaborator adalah Gilang Ramadhan. Grup Java Jazz adalah salah satunya.

Tak hanya tampil di panggung, Indra Lesmana juga menjadi produser musik bagi banyak musikus dan penyanyi Indonesia. Nama-nama yang tercatat pernah diproduserinya adalah Ermy Kullit, The Groove, Maliq & D'Essentials, Andien, Humania, dan Monita Tahalea.

Menariknya, Indra pernah memproduseri album Ekspresi milik Titi DJ, penyanyi yang sempat menjadi kekasihnya. Bahkan selama menikah dengan Sophia Latjuba yang merupakan ibu kandung Eva Celia, Inra pernah memproduseri dua album milik mantan istrinya itu.

Indra juga pernah mengisi musik untuk film Rumah Ketujuh garapan Miles Films pada 2003 dan juga film Adriana pada tahun 2013.

 

9 dari 10 halaman

Prestasi

Selama berkarier, Indra Lesmana dicap sebagai ikon musik jazz Indonesia. Setidaknya, tercatat sudah 200 karya musik yang dbuat Indra Lesmana, 18 album solo dan total dengan kolaborasi mencapai 50 album.

Berkat dedikasinya di dunia musik jazz itu, suami Hanny Trihandojo ini mendapat banyak penghargaan. Pada 2013, ia mendapatkan Piala Maya kategori Tata Musik Terpilih untuk film Adriana.

Sebelum itu, pemilik Inline Music dan Red White Jazz Lounge yang juga mengajar ini pernah mendapatkan belasan penghargaan yang di antaranya dari Majalah Gadis pada 1989, disusul dari BASF Awards pada 1990, Majalah Rolling Stones, Jak Jazz Festival, hingga beberapa kemenangan di AMI Awards dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2015.

 

10 dari 10 halaman

Calon Legenda Jazz

Dedikasi Indra Lesmana yang sangat besar terhadap musik jazz membuatnya sangat layak untuk menyandang gelar legenda musik jazz Indonesia di masa depan.

Hingga kini, di usianya yang sudah 55, Indra Lesmana masih tetap setia bermusik. Konsistensinya itu tentu saja sangat patut diapresiasi oleh pecinta musik generasi masa kini.