Sukses

Kabar Terbaru Film Buya Hamka, Proses Editing Telah Selesai Kini Percantik Warna Gambar dan Tata Musik

Film Buya Hamka karya sineas Fajar Bustomi dipecah menjadi tiga jilid. Kini telah memasuki fase pascaproduksi. Seperti apa?

Liputan6.com, Jakarta Megaproyek Buya Hamka yang digagas Falcon Pictures dan StarVision kali pertama dikabarkan ke publik pada Maret 2019. Kala itu Vino G. Bastian dan Laudya Cynthia Bella diumumkan sebagai pemeran utama.

Tiga tahun berlalu, apa kabarnya sekarang? Sutradara Buya Hamka, Fajar Bustomi, mengabarkan, film Indonesia ini dibagi menjadi tiga jilid. Kini memasuki tahap pascarproduksi.

“Editing sudah selesai, sudah lock. Sekarang sedang mempercantik gambarnya, meng-grading warna, dan musiknya. Serta mixing suaranya,” kata Fajar Bustomi dalam interviu virtual dengan Showbiz Liputan6.com, Rabu (8/12/2021).

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 5 halaman

Kemiripan

Fajar Bustomi berharap dalam dua atau tiga bulan ke depan sudah beres. Ini disampaikannya dalam peluncuran virtual buku Buya Hamka karya A. Fuadi dan Komsi Komsa dari E.S. Ito. Ditanya seberapa mirip dengan versi buku, sutradara film Dilan 1990 enggan menjawab.

“Kalau berapa persen kemiripan film dengan buku saya tidak bisa menilai. Nanti saja, saya berharap biar pembaca dan penonton yang memberikan testimoni,” ungkap Fajar Bustomi.

3 dari 5 halaman

Buku dan Film

“Jadi harus baca bukunya agar bisa membandingkan komplet tafsiran penulis dengan hasil akhir film Buya Hamka,” imbuhnya. Dalam kesempatan itu, A. Fuadi berharap buku Buya Hamka bisa menjembatani sang tokoh dengan generasi muda.

Ia menyebut setidaknya ada tiga kesamaan antara Buya Hamka dengan generasi muda zaman now. Pertama, pencarian jati diri yang membuat anak muda berada di zona galau. Buya Hamka pernah berada di fase ini.

 

4 dari 5 halaman

Galau di Masa Muda

“Hamka ini manusia galau di masa muda, dia jujur. Dia punya masalah dengan orangtua dan keluarga. Tapi galau itu salah satu proses untuk tumbuh menjadi lebih baik. Ada hubungannya dengan generasi muda sekarang,” A. Fuadi mengulas.

Yang kedua, dalam buku, digambarkan bagaimana Buya Hamka mencari passion yang selama ini menjadi tema kehidupan anak muda. Ia berjuang hingga akhirnya menemukan. 

5 dari 5 halaman

Kreator Konten

“(Passion itu) dikembangkan, diasah habis-habisan menjadi senjata, yaitu menulis. Kemudian, berbicara. Ketiga, anak muda senang bikin konten di YouTube segala macam. Kakek pembuat konten menurut saya Hamka,” urai dia.

Menurut A. Fuadi, Buya Hamka kreator konten yang keren di zamannya. Ia menulis seratusan buku yang sampai sekarang masih dibaca orang. “Zaman dulu TV baru satu, TVRI. Dia ceramah di TVRI dan RRI, menulis di mana-mana,” pungkas A. Fuadi.