Liputan6.com, Jakarta Peristiwa pembunuhan John Lennon yang terjadi empat dekade lalu masih lekat di hati para penggemar dan orang-orang terdekatanya. Istri vokalis personel The Beatles ini, Yoko Ono, mengenang mendiang dengan sebuah pesan soal kekerasan.
Dalam akun Twitter pribadinya, sang seniman mengunggah sebuah gambar.
"Lebih dari 1.500.000 orang tewas terbunuh oleh senjata api di AS sejak John Lennon ditembak dan dibunuh pada 8 Desember 1980," begitu isi tulisan di gambar itu, yang juga dicuitkan wanita 88 tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Unggahan Ringo Starr
Yoko Ono tak sendirian. Drumer The Beatles, Ringo Starr, juga mengenang hidupnya bersama sang sahabat. Ia mengunggah foto hitam putih saat The Beatles manggung.
"Damai dan cinta sahabatku," Ringgo Starr bercuit sambil menyisipkan beragam emotikon.
Advertisement
Lennon Lives On
Sementara itu, akun resmi atas nama John Lennon, mengunggah sejumlah kenangan tentang pria ini. Ada foto sang musikus dengan kacamata bulatnya yang ikonis, potret penggemar mengenakan kaus bertuliskan 'Lennon Lives On', hingga video masa lalu John Lennon yang bicara tentang kekuatan cinta.
All You Need Is Love
"Mereka, siapa pun mereka, tak punya kesempatan. Karena mereka tak bisa mengalahkan cinta. Karena kepingan dari semua agama tentang cinta yang begitu kuat, itu benar adanya," tutur John Lennon dalam video ini.
Di kolom caption tertera judul dan petikan lirik The Beatles, "All you need is Love."
Â
Advertisement
Dibunuh Penggemar
John Lennon meninggal dunia pada 8 Desember 1980, di tangga luar tempat tinggalnya, apartemen Dakota, New York City. Pembunuhnya, tak lain adalah penggemarnya sendiri, Mark David Chapman.
Chapman sempat mengaku bahwa ia terinspirasi novel The Catcher in the Rye karya J.D Salinger, dan telah lama merencanakan aksinya. Ia divonis penjara 20 tahun hingga seumur hidup.Â
Sampai saat ini, ia masih mendekam di Wende Correctional Facility, New York, meski berulang kali mengajukan pembebasan bersyarat.Â