Liputan6.com, Jakarta Nama Hetty Koes Endang sudah menjadi sorotan masyarakat Indonesia sejak era 1970-an. Sejumlah lagu yang direkam wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 6 Agustus 1957 ini, cukup banyak melekat di telinga masyarakat pada masa itu.
Untuk urusan karya, Hetty Koes Endang memiliki ratusan lagu di sepanjang kariernya sebagai seorang penyanyi wanita kawakan Tanah Air. Beberapa di antaranya adalah "Berdiri Bulu Romaku" dan "Ingkar Janji".
Seiring berjalannya waktu, penyanyi yang selama ini dikenal melantunkan lagu-lagu segala genre termasuk pop, kini sudah mulai menunjukkan rasa cintanya terhadap genre dangdut dan keroncong.
Advertisement
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Layak Jadi Panutan
Produktivitas Hetty Koes Endang semasa kariernya sebagai penyanyi layak untuk dijadikan panutan, terutama oleh para penyanyi muda masa kini. Pasalnya, istri Yusuf Emir Faishal ini menyabet banyak prestasi.
Bahkan, hingga di usianya yan memasuki 64, wanita keturunan Sunda dan Minangkabau ini masih tetap aktif di dunia hiburan Tanah Air. Inilah jejak karier dan kehidupan Bunda Hetty Koes Endang melansir dari berbagai sumber.
Advertisement
Awal Karier dan Rekaman
Tahun 1972 kala usianya yang masih 14 tahun, menjadi langkah pertama Bunda Hetty terjun di dunia musik Tanah Air. Sang nenek adalah sosok yang berjasa baginya dalam hal terjun sebagai penyanyi.
Lalu pada 1973, ia sudah rekaman album berjudul Pop Melayu Sejak saat itulah, Bunda Hetty menjadi salah satu penyanyi yang tergolong profuktif. Hingga kini terhitung sudah ada 150 album yang melibatkannya di sepanjang karier bernyanyi.
Â
Lagu Hit dan ke Jepang
Pada era 1970-an, Hetty Koes Endang dikenal dengan lagu-lagu hit seperti "Kemuning" karya A. Riyanto dan "Dingin" karya Rinto Harahap.
Selain itu pada tahun 1977, namanya tercatat sebagai perwakilan Indonesia di World Popular Song Festival (WPSF) Tokyo, Jepang.
Di situ, ia meraih "Most Outstanding Performance" bersama Aji Bandi, pencipta lagu "Damai Tapi Gersang".
Â
Advertisement
Era 1980-an
Selama era 1980-an, Hetty Koes Endang tak hanya produktif rekaman lagu dan album. Ia juga berhasil menjadi juara di sejumlah festival dan kembali mewakili Indonesia dalam ajang WPSF Tokyo 1981.
Pada era ini, lagu-lagu seperti "Bibir & Mata" karya Rinto Harahap, "Demi Cinta Ni Yee", "Berdiri Bulu Romaku" karya Beni Ashar, serta "Koq Jadi Gini" karya Oddie Agam membawanya ke puncak popularitas.
Â
Duet dengan Benyamin S
Pada tahun 1987, Hetty Koes Endang terlibat dalam album Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987 yang di dalamnya terdapat sejumlah nama besar seperti Ebiet G Ade, Bina Panduwinata, Chrisye, dan Harvey Malaiholo.
Bunda Hetty mendapat kehormatan berduet dengan almarhum Benyamin Sueb untuk menyanyikan lagu track pertama berjudul "Galang Persatuan Suksekan Pembangunan".
Â
Advertisement
Menikah dan Menetap di Malaysia
Pada era 1990-an, Bunda Hetty yang kala itu mempopulerkan lagu "Jangan Salahkan Aku" karya Deddy Dhukun dan "Jodoh", memilih untuk menikah dengan Yusuf Emir Faishal pada tahun 1991.
Lalu setahun kemudian tepatnya pada 1992, saat sedang hamil, ia menetap bersama sang suami di Malaysia hingga tahun 1997.
Namun selama berada di sana, aktivitas sebagai penyanyi terus dilakukannya dengan merekam banyak lagu serta merilis album hampir setiap tahun hingga 1999.
Bahkan pada tahun 1995, Bunda Hetty pernah mewakili musik keroncong Indonesia di ajang Star of Asia Tokyo. Ruth Sahanaya pun ikut ajang ini mewakili musik pop Tanah Air.
Â
Era 2000-an
Biarpun usia semakin bertambah dan tak muda lagi, Bunda Hetty tetap bernyanyi dan rekaman sepanjang era 2000-an. Pada tahun 2000, ia merilis album berjudul Dingin.
Di tahun yang sama dengan perilisan album tersebut, Bunda Hetty diundang untuk tampil dalam Konser Diva Semenanjung Melayu 2000 di Malaysia. Nama-nama besar seperti Anita Sarawak, Sheila Majid, dan Siti Nurhaliza turut tampil di sana.
Pada tahun 2004 pun Hetty Koes Endang digandeng band Krakatau untuk tampil di Singapura dalam konser bertema Parade Artis Melayu.
Â
Advertisement
Prestasi
Berbicara soal prestasi, Bunda Hetty Koes Endang sudah meraihnya sejak tahun 1970-an. Mulai dari Most Outstanding Performance di WPSF Tokyo pada 1977, Juara ke-2 pada Festival Lagu Tingkat Nasional 1980, Penampil Terbaik di Festival Lagu Popular Tingkat Nasional 1981, serta peringkat kedua Festival Lagu Populer Indonesia 1984.
Selain itu, Bunda Hetty juga pernah mengharuman Indonesia di Amerika Selatan dengan meraih peringkat ketiga penyanyi terbaik di Vina Del Mar Song Festival 1983 yang digelar di Chili.
Â
Cinta Lagu Keroncong
Bunda Hetty kini memutuskan untuk berfokus melestarikan musik keroncong dan dangdut. Rasa cinta cintanya terlebih dahulu jatuh pada genre keroncong.
Menurut Bunda Hetty, ketika ia sedang menyanyikan berbagai genre lagu pada pertengahan karier, keroncong selalu merasuk ke dalam jiwanya.
"Saya ingin lagu keroncong tidak mati. Saya sangat bangga, saat lagu Kasih yang memang berirama Bossanova, saya keroncongkan. Saya rekam, lalu saya edarkan di Malaysia selama kurang lebih 26 tahun," jelas melansir dari Fimela.com.
"Keroncong Kasih saya mendapat tempat di hati masyarakat Malaysia, Singapura dan Brunei. Kalau di Indonesia, solusinya anak-anak muda harus cinta dengan lagu keroncong," ia menambahkan.
"Kenapa saya menyanyikan lagu keroncong? Lagu pop yang sudah populer, saya bikin jadi keroncong. Ini supaya anak-anak muda tidak melihat koroncong sebagai lagu-lagu orang tua. Padahal tidak."
"Makanya saya keroncongkan lagu Hati yang Luka, Kemesraan, dan lainnya. Alhamdulillah mendapatkan tempat di hati anak-anak muda. Tapi, kalau sekarang pelan-pelan," lanjut Bunda Hetty.
Â
Advertisement
Mulai Cinta Dangdut
Bunda Hetty pun kini juga sedang mendedikasikan diri untuk memajukan musik dangdut. Namun, bunda mengakui bahwa puncak kecintaannya pada musik dangdut muncul pada era 2010-an.
Bahkan, ia sempat mengaku kagum dengan perkembangan musik dangdut pada era 2010-an, terutama setelah diadakannya berbagai ajang musik dangdut termasuk Dangdut Academy.
"Saya ini kok telat ya. Baru ngeh bahwa D'Academy ini bisa menelurkan superstar-superstar seperti ini. Baru mengamati bahwa dangdut itu bukan sekadar luar biasa tapi ruarrr biasa," ungkapnya saat menghadiri jumpa pers Dangdut Academy 3 di SCTV Tower pada 2016 silam.
"Saya baru cinta dangdut sekarang karena saya tidak hoki di dangdut. Saya boleh di pop, rock dan menelurkan 138 album termasuk dangdut tapi saya nggak hoki di dangdut. Saya takut kalau show, takut saingin bunda Rita," guraunya sambil melirik genit ke Rita Sugiarto yang duduk tak jauh darinya.
Â
Layak Jadi Legenda
Lebih dari 40 tahun berkiprah di dunia musik, tak heran bila Bunda Hetty Koes Endang tak hanya layak disebut sebagai salah satu penyanyi kawakan.
Namanya pun patut untuk masuk dalam jajaran penyanyi wanita legendaris Tanah Air.
Advertisement