Liputan6.com, Jakarta Aktor Hollywood satu ini dikenal dengan pesonanya yang rupawan dan lihai saat membawakan karakter dalam sebuah film. Sebut saja film fenomenal, Pretty Woman.Â
Film yang rilis pada tahun 1990, Richard Gere beradu akting dengan Julia Roberts. Film bergenre romantis ini bercerita tentang kisah Edward Lewis yang diperankan oleh Richard Gere seorang pebisnis yang jatuh hati dengan pekerja seks komersial (PSK) Vivian Ward yang diperankan oleh Julia Roberts.Â
Pretty Woman mengandung cerita yang menarik dan chemistry antara dua pasangan itu membuat para penonton kagum dan membuat film Pretty Woman dikenal di seluruh dunia.Â
Advertisement
Setelah 31 tahun film itu di rilis, Richard Gere berbagi cerita melalui Mola Living Live, Kamis (14/1/2021) yang dipandu oleh Dino Patti Djalal dan Marissa Anita.Â
"Saya tidak tahu, sebenarnya film Pretty Woman bukan film yang saya harapkan waktu itu. Menurut saya semua aktor bisa memerankan karakter dalam film itu. Namun, ternyata saya menikmati memerankan karakter dalam film itu," tutur Richard Gere ketika ditanya mengenai film Pretty Woman.Â
Ia melanjutkan, sang sutradara film Pretty Woman, Garry Marshall meyakinkan dirinya untuk memerankan Edward Lewis dalam film tersebut.Â
"Saya berbincang dengan Gerry. Ia meyakinkan saya untuk mengambil peran dalam film Pretty Woman bahkan ia sampai menuliskan Please Say Yes dalam sebuah kertas yang diberikan kepada saya dan akhirnya saya katakan ok saya akan ikut dalam film itu," ujar Richard Gere. Di mata Richard, film Pretty Woman telah memberikan dampak besar bagi perkembangan karier dan aktingnya.Â
Lebih lanjut, Richard menceritakan proses adaptasi peran dan sejumlah film yang turut mengubah cara pandangnya, seperti Days of Heaven (1978), Time Out of Mind (2015) hingga Norman The Moderate Rise and Tragic Fall of a New York Fixer (2016)Â
Salah satu yang disoroti adalah film Time Out of Mind. Di film ini, Richard berperan menjadi George yang terusir dari apartemen dan akhirnya, tak punya rumah atau homeless. Richard mengatakan kalau film ini telah mengubah cara pandang pribadinya tentang mereka yang tak punya rumah dan dianggap ‘tak terlihat’ dalam masyarakat. Padahal kemanusiaan adalah hal yang amat penting, tak ada beda antara orang yang kaya raya dan terkenal dengan yang tak populer.Â
Dalam Mola Living Live, Richard juga sedikit menyinggung soal persahabatannya dengan Dalai Lama serta tentang menjadi seorang Buddha dalam kehidupan dunia film Hollywood yang glamor dan dinamis.Â
Dalam diskusi itu, terungkap pula kalau Richard menyukai olahraga Gymnastics semasa dibangku kuliah. Padahal sejak SMA ia sudah tertarik dalam dunia film.Â
"Ayah saya yang mengarahkan ke sana. Pada saat itu saya berusia 18 tahun dan siapa yang tahu akan menjadi apa. Bisa saja saya menjadi filosofi sampai filmmaker," tutur Richard.Â
Di samping bercerita tentang film, Richard juga berbagi perjalanannya ke Kalimantan Indonesia yang berkesan.Â
Perbincangan bersama Richard Gere berjalan santai, namun penuh makna. Aktor 72 tahun ini berbicara dengan terbuka, mendengarkan dengan seksama segala pertanyaan dari Dino Patti Djalal dan Marissa Anita dan sering kali memberikan senyuman yang menunjukkan kalau Richard pribadi yang hangat dan perhatian.
Tak terasa sudah lebih dari 50 tahun Richard Gere berkecimpung di dunia perfilman. Ia pun pernah terlibat dalam beberapa produksi teater dan meraih tanggapan positif dari para kritikus. Kepiawaiannya dalam dunia seni peran membuatnya menjadi salah satu aktor yang paling diperhitungkan di dunia.Â
Namanya mulai meroket setelah perannya dalam film American Gigolo (1980) dan An Officer and a Gentleman (1982), hingga masuk dalam nominasi Best Actor di Golden Globe Award. Gere kemudian meraih sukses besar dalam perannya di film box office Pretty Woman (1990), dan kembali terpilih dalam nominasi bergengsi tersebut.Â
Terkenal dengan ketampanannya, Richard Gere sempat mendapat penghargaan sebagai The Sexiest Man Alive oleh majalah People pada 1999. Aktingnya yang luar biasa dalam film musikal Chicago (2002) berhasil mengantarnya ke panggung Golden Globe Award dan menyabet penghargaan sebagai Best Actor.Â
Salah satu penampilan terbaiknya adalah ketika ia terlibat dalam film drama politik Norman: The Moderate Rise and Tragic Fall of a New York Fixer (2016), aktingya mendapatkan sambutan positif, bahkan dianggap sebagai penampilan kelas Academy Award oleh media Variety.Â
Di samping kariernya yang gemilang, ia turut aktif dalam kegiatan sosial dan politik. Bahkan ia juga mendirikan Yayasan Gere untuk membantu mensponsori hak asasi manusia di Tibet dan aktif membantu para penderita AIDS, terutama di India.
Saksikan perbincangan lebih lengkap dengan Richard Gere dalam program Mola Living Live yang bisa ditonton secara eksklusif di Mola.
Â
(*)
Â