Liputan6.com, Jakarta Jauh sebelum kehadiran Iko Uwais, Yayan Ruhian, dan Cecep Arif Rahman, Indonesia sudah memiliki beberapa aktor laga kenamaan. Salah satu nama yang sempat eksis di abad 20 lalu adalah Barry Prima.
Kiprah Barry Prima di dunia film Tanah Air sudah dimulai sejak tahun 1978. Bahkan hingga dekade ketiga abad 21, eksistensinya tak meredup begitu saja. Sejumlah film, sinetron dan web series dijajalnya meski usianya tak lagi muda.
Aktor kelahiran Bandung, Jawa Barat tahun 1955 ini bahkan tak pilih-pilih genre. Selain film laga, sejumlah film horor, drama, dan komedi pun sempat dijajalnya. Namun begitu, namanya sempat dikenal pada era 1980-an saat memerankan karakter Jaka Sembung.
Advertisement
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pantas Disorot Kembali
Ditambah lagi, akting Barry Prima sebagai Jaka Sembung bukan hanya di satu film. Selain itu, ada juga karakter ikonis lainnya yang pernah diperankan olehnya.
Sementara generasi milenial dan generasi z sedang mengagung-agungkan, Iko Uwais, Yayan Ruhian, dan Cecep Arif Rahman, tampaknya kita juga harus kembali menyorot seorang Barry Prima.
Melansir berbagai sumber, inilah dia jejak karier dan kehidupan Barry Prima, salah seorang aktor kawakan terbaik milik Indonesia.
Â
Advertisement
Awal Karier
Pemilik nama asli Hubertus Barry Knoch Prima ini sudah memiliki bekal bela diri Taekwondo sejak usia belia. Perawakannya yang gagah dan tampan, membuat produser Gope T. Samtani mengajaknya untuk tampil di bergenre horor dewasa berjudul Primitif yang rilis pada 1978.
Setelah tampil di film perdananya itu, Barry Prima langsung tampil kembali pada tahun berikutnya di film laga pertamanya, Serbuan Halilintar. Di sini ia menjadi tokoh utamanya bersama aktris kawakan Eva Arnaz.
Â
Â
Peran Jaka Sembung
Dua tahun kemudian tepatnya pada 1981, Barry Prima langsung ditunjuk sebagai Jaka Sembung, sebuah karakter cerita silat era 1960-an karya komikus Djair Warni. Film adaptasi Jaka Sembung yang pertama ini berjudul Jaka Sembung Sang Penakluk.
Tak hanya sekali tampil, Barry Prima melanjutkan peran karakter ikonik itu pada tahun 1983 dalam film Si Buta Lawan Jaka Sembung. Ia dilibatkan lagi dalam film ketiga yang dirilis tahun 1985, Bajing Ireng dan Jaka Sembung.
Film keempat sekaligus peran terakhir Barry Prima sebagai Jaka Sembung ditayangkan pada tahun 1990 dengan judul Jaka Sembung dan Dewi Samudra.
Â
Advertisement
Kiprah Era 1980-an dan Mandala
Sepanjang tahun 1980-an, Barry Prima sudah bermain untuk lebih dari 30 judul film. Keperkasaannya teruji ketika pada era itu ia lebih banyak tampil di film-film laga modern maupun kolosal.
Selain Jaka Sembung, Barry Prima juga sempat tampil sebagai Mandala, karakter cerita silat karya komikus Mansyur Daman alias 'MAN' yang terkenal di era 1970-an. Film Mandala yang dibintangi Barry ada dua, yakni berjudul Golok Setan dan mandala dari Sungai Ular.
Pada era ini, Barry juga cukup banyak tampil di film-film drama yang dibumbui oleh adegan laga. Tak hanya laga, beberapa film horor yang diperankannya pun juga menyajikan adegan laga.
Â
Main Bareng Suzzana dan Bintang Top Lain
Barry sempat tampil bersama mendiang Ratu Horor Indonesia, Suzzana, dalam berbagai film era 1980-an. Sebut saja Sundelbolong, Nyi Blorong, Nyi Ageng Ratu Pemikat, dan Ratu Sakti Calon Arang.
Selain Suzzana, Barry Prima juga beberapa kali beradu akting dengan Eva Arnaz serta aktor laga kawakan lainnya, yakni George Rudy dan mendiang Advent Bangun.
Â
Advertisement
Tak Terlalu Produktif di Era 1990-an
Selama era 1990-an, Barry Prima juga cukup banyak bermain film. Namun tak banyak film-filmnya di era ini yang membuahkan kesuksesan, menyusul lesunya industri film Indonesia.
Pada pertengahan 1990-an, Barry Prima tak lagi seproduktif pada dekade sebelumnya. Hanya belasan film yang dimainkannya. Setelah merampungkan syuting Jaka Sembung dan Dewi Samudra, hanya beberapa film yang sempat menjadi sorotan, termasuk Membakar Gairah dan Panther.
Â
Bangkit di Era 2000-an
Barry Prima kemudian kembali mengibarkan namanya pada pertengahan 2000-an. Kala itu, ia kembali tampil dalam sejumlah serial TV dan sinetron.
Namun sosoknya kembali mencuri perhatian pada tahun 2005 ketika tampil dalam film Janji Joni sebagai sopir taksi yang perannya sukses mengocok perut.
Tampil lagi di film Realita, Cinta dan Rock ‘n Roll, Barry Prima kembali menjadi sorotan dengan memerankan sosok ayah transeksual.
Â
Advertisement
Keluarga
Lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 31 Oktober 1955. Barry Prima memiliki darah blasteran. Pemilik nama asli Hubertus Knoch ini memiliki ayah seorang dokter asal Belanda dan ibu yang asli Indonesia.
Barry adalah anak sulung dari empat bersaudara yang sudah menekuni Taekwondo sejak masih sangat belia. Barry sering berlatih seni bela diri asal Korea itu di sebuah studio kecil di dekat rumahnya di Bandung. Gurunya bernama Master Kang asal Malaysia, seperti dilansir dari tokoh.id.
Pertemuannya dengan Eva Arnaz sempat membuahkan benih-benih cinta hingga mereka menikah pada 1983. Sayangnya, keduanya memutuskan untuk bercerai pada 1988. Diketahui mereka tak dikaruniai anak selama menikah.
Sewaktu masih menggunakan nama aslinya, Hubertus Knoch, sang aktor mengalami pergantian nama oleh produser film Primitif, Gope T Samtani. Menurut Gope, nama Barry Prima terdengar lebih komersil.
Â
Penghargaan
Karier Barry Prima semakin bertaji setelah ia masuk nominasi sejumlah penghargaan film bergengsi, mulai dari MTV Indonesia Movie Awards, Festival Film Bandung, Festifal Film Jakarta, dan Piala Maya.
Namun kemenangan diraihnya dalam Festival Film Bandung 2006 sebagai Pemeran Pembantu Pria Terpuji Film Bioskop untuk film Realita, Cinta dan Rock'n Roll. Pada Festival Film Bandung 2018, Barry meraih Lifetime Achievement Award.
Â
Advertisement
Masih Gagah
Memasuki dekade ketiga abad 21, Barry Prima yang kini sudah berusia 66 tahun, masih tetap terlihat gagah di sejumlah penampilannya. Misalnya saja di salah satu sinetron kolosal di televisi swasta.
Bahkan ia sempat tampil dalam seri web yang rilis pada 2021 lalu berjudul Write Me a Love Song. Dalam serial yang dibintangi Bio One dan Marsha Aruan ini, Barry hanya tampil di episode kedua.
Â
Layak Jadi Legenda Film Laga
Nama Barry Prima serta kiprah dan dedikasinya di dunia akting melalui peran ikonis dan unik, pantas kita beri sanjungan setinggi-tingginya.
Tak hanya sebagai aktor laga kawakan, Barry Prima juga layak menyandang gelar aktor laga legendaris Tanah Air di masa depan.
Advertisement