Sukses

6 Fakta Film Kukira Kau Rumah: dari Revisi Naskah 13 Kali hingga Prilly Latuconsina Konsultasi Ke Psikolog

Film Kukira Kau Rumah mempertemukan Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata. Berikut 6 fakta dari balik layar film karya Umay Shahab ini.

Liputan6.com, Jakarta Kukira Kau Rumah menandai debut Umay Shahab sebagai sutradara. Film yang mengusung tema kesehatan mental ini dirilis di bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis (3/2/2022).

Film ini mempertemukan Prilly Latuconsina dan aktor Jourdy Pranata. Dalam Kukira Kau Rumah, bintang sinetron Ganteng Ganteng Serigala merangkap sebagai produser.

Laporan khas Showbiz Liputan6.com merangkum 6 fakta dari balik layar Kukira Kau Rumah. Konon, naskah film ini digagas sejak tahun 2019, sebelum Indonesia diterjang wabah.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 7 halaman

1. Revisi Naskah 13 Kali

Umay Shahab menjelaskan, proyek Kukira Kau Rumah berawal dari obrolan santuy pada 2019. Ide yang tercetus kemudian dikembangkan menjadi sinopsis dan kerangka naskah. Naskah ini pun melewati proses panjang karena belasan kali direvisi.

“Imam Salimy penulis naskah saya, luar biasa dia tidak lelah 13 draft,” kata Umay Shahab. “Kita punya banyak mimpi di 2019, dihantam (pandemi) di 2020, tapi kita tidak berhenti sih,” ia menyambung.

3 dari 7 halaman

2. H-14 Syuting, Pengin Mundur

Kali pertama menyutradarai film, Umay Shahab mengaku ketar-ketir. Bahkan, dua minggu jelang syuting, ia mengontak Prilly Latuconsina dan mengusulkan agar penyutradaraan Kukira Kau Rumah dihibahkan ke Monty Tiwa.

“Sebenarnya gue enggak tahu para pemain merasa apa enggak, tapi gue tuh insecure banget di awal. Bahkan dua minggu sebelum syuting, gue sempat bilang ke Prilly: Apa ini dikasih ke Pak Monty saja? Gue takut nih,” kenangnya.

4 dari 7 halaman

2. Konsultan Bipolar Care Indonesia

Penulis naskah, Imam Salimy, membagikan salah satu riset yang menyebut satu dari empat orang mengalami masalah kesehatan mental. “Penggambaran pesan ini enggak main-main. Digodok sampai kami punya konsultan dari Bipolar Care Indonesia,” urai Imam Salimy.

Ditemui di Plaza Senayan XXI Jakarta pekan ini, ia menyatakan isu yang sensitif digarap dengan hati-hati di bawah pengawasan pihak yang tepat. Imam Salimy bersyukur hasil akhirnya memuaskan.

 

5 dari 7 halaman

3. Dari Tokoh Tak Bernama

Menjabat pemeran utama dan produser, Prilly Latuconsina mengawal proses pembentukan karakter Niskala dari nol. “Latarnya Niskala apa? Oke, bipolar disorder tapi tipenya yang mana. Setelah menentukan tipe bipolar, mau dibungkus dengan cerita seperti apa?” tuturnya.

Bintang film Danur I Can See Ghosts mengawal lahirnya tokoh Niskala yang dimainkannya bahkan sejak karakter ini belum punya nama. Prilly Latuconsina sudah membayangkan fisik, air muka, hingga watak ayah ibu yang membesarkannya.

6 dari 7 halaman

5. Prilly Dikawal Psikolog

Kala itu Prilly Latuconsina mengakui belum familier dengan penyakit bipolar disorder. “Akhirnya banyak baca buku dan bekerja sama dengan Bipolar Care Indonesia lalu mengobrol dengan para penyintas,” cetusnya kepada Showbiz Liputan6.com, pekan ini.

Kepada Bipolar Care Indonesia dan para penyintas, ia membahas teori, faktor pemicu, dan yang dirasakan saat gangguan menyerang. “Dari awal saya didampingi psikolog, kami ngobrol yang dirasakan penyintas bipolar disorder dan detail lain,” ulas Prilly Latuconsina.

 

7 dari 7 halaman

6. Dituding Produser Tempelan

Dalam jumpa pers, seorang jurnalis mempertanyakan kredibilitas Prilly Latuconsina sebagai produser. Jangan-jangan nama besarnya hanya dijadikan tempelan dalam proyek ini. “Kalau aku cuma jadi tempelan padahal enggak bisa (kerja), itu aku menghindari banget,” tepisnya.

“Nanti kalau aku enggak tahu apa-apa, ketahuan aku sebenarnya cuma tempelan. Dari awal aku bikin bisnis di luar film pun, aku enggak pernah jadi brand ambassador doang. Aku ikut menciptakan produk dari nol,” Prilly Latuconsina menegaskan. Salut.