Sukses

Selamat Hari Musik Nasional 2022, Ini 10 Album Kompilasi Paling Berdampak dalam Sejarah Indonesia

Rayakan Hari Musik Nasional, 9 Maret 2022, Showbiz Liputan6.com menampilkan 10 album kompilasi yang melahirkan ikon dari Chrisye, Kahitna, hingga Agnez Mo.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia memperingati Hari Musik Nasional setiap 9 Maret. Ini merujuk pada tanggal lahir (versi pertama) musisi sekaligus Pahlawan Nasional Wage Rudolf Soepratman, penulis lagu “Indonesia Raya.”

Penetapan Hari Musik Nasional didasari Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013. Industri musik Indonesia sendiri diwarnai sejumlah fenomena. Salah satunya, perilisan album kompilasi berisi sejumlah lagu dari beragam musisi.

Dalam catatan Showbiz Liputan6.com, deretan album kompilasi ini dinilai berdampak karena melahirkan musisi atau penyanyi legendaris di masa depan. Merayakan Hari Musik Nasional 2022, terimalah laporan khas kami: 10 album kompilasi paling berdampak dalam sejarah.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 11 halaman

1. 10 Lagu Terbaik Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors Rasisonia

Produksi: Prambors Rasisonia (1977)

Hit: “Lilin-lilin Kecil” dari Chrisye

Inilah album kompilasi yang mengubah wajah industri musik domestik untuk selamanya. Album 10 Lagu Terbaik Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors Rasisonia memfiturkan 10 karya para musisi anyar yang bahkan kurang familier di kuping awam.

Juara LCLR 1997 yakni lagu “Kemelut” karya Junaedi H. Salat, yang dinyanyikan Keenan Nasution. Nahas, sang juara kurang disambut. Beberapa bulan kemudian, album ini dirilis ulang dengan sampul dan ujung tombak berbeda, “Lilin-Lilin Kecil” karya James F Sundah.

Boom! Nomor ini meledak lalu menembus ruang dan waktu. Sejumlah penyanyi generasi baru mengkover “Lilin-Lilin Kecil,” dari Yuni Shara hingga Lingua. Hit lain dari album ini, “Dalam Kelembutan Pagi.” Era Generasi Bunga memang enggak ada lawan!

3 dari 11 halaman

2. 10 Bintang Nusantara

Produksi: Team Record (1987)

Hit: “Tentang Kita” dari KLa Project

Ucapkan selamat tinggal pada lagu cengeng “ngek ngok” bersama album kompilasi 10 Bintang Nusantara yang diracik salah satu produser dengan kuping paling peka di Indonesia, Jan Djuhana. “Dulu” dari Splash dan “Fatamorgana” (Indonesia 6) kala itu diunggulkan.

Album ini dilempar ke pasar. Sepuluh lagu di dalamnya berlomba menghipnotis hati audiens. Pemenangnya adalah KLa Project dengan hit “Tentang Kita.” Kita nyanyi sama-sama yuk: Kembali, kembalilah, kini segala asa berseri. Berjanji, berjanjilah kini, tetap setia sampai selama-lamanya…

 

4 dari 11 halaman

3. 10 Bintang Nusantara 2

Produksi: Team Record (1989)

Hit: “Adakah Dia” dari Kahitna

Setelah album 10 Bintang Nusantara berkontribusi nyata menggerakkan regenerasi musik Indonesia, Jan Djuhana merilis sekuel. Berbekal 10 lagu baru, album 10 Bintang Nusantara 2 menjagokan “Pergilah Kasih” dari Catio. Anehnya, karier Catio malah tak terdengar kini.

Bukan berarti album ini tidak penting. Track ketiga album ini berjudul “Adakah Dia,” karya Yovie Widianto dan Andre Moeslichan, dilantun band bernama Kahitna. Siapa sangka, band ini bertahan lebih dari 30 tahun dengan puluhan hit dari “Cantik” hingga “Mantan Terindah.”

 

5 dari 11 halaman

4. Dasa Tembang Tercantik

Produksi: Aquarius Musikindo (1990)

Hit: “Salahkah Aku” (Titi DJ) dan “Menepis Bayang Kasih” (Rita Effendy)

Pasang surut pergelaran Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Radio Prambors menemukan titik cerah pada awal dekade 1990. Ditopang perusahaan rekaman Aquarius Musikindo, LCLR melahirkan juara “Ceritaku” karya Iwang Wahyudi, yang dinyanyikan Great Baby Voice.

Lagi-lagi selera juri beda dengan pasar. Yang jadi radio hit justru “Salahkah Aku” karya Rully CH dan Adelansyah yang dilantun Titi DJ. Sembilan tahun kemudian ia jadi diva bersama album Bahasa Kalbu. Hit lain dari album ini, “Menempis Bayang Kasih” karya Izur Mochtar yang direkam Rita Effendy.

Rita Effendy yang sempat memperkuat Elfa's Singers lantas bersolo karier pada 1994. Ia dikenal sebagai salah satu ikon Generasi 90-an yang melahirkan banyak hit antara lain “Telah Terbiasa,” “Sebatas Mimpi,” dan tembang festive “Januari di Kota Dilli.” 

6 dari 11 halaman

5. Indie Ten

Produksi: Sony Music Indonesia (1998)

Hit: “Tak Ingin” (Wong), “Sobat” (Padi), dan “Bunga Tidur” (Cokelat)

Dan inilah album kompilasi terdahsyat era 1990-an. Dirilis saat Indonesia dilanda pagebluk krisis moneter dan pergolakan politik berujung Reformasi Mei 1998, Indie Ten menyuntikkan oksigen baru di tengah industri musik yang megap-megap.

Album ini bagaikan rahim yang melahirkan band terbaik lintas dekade. “Tak Ingin” dari Wong dipilih sebagai unggulan. Namun yang mengubah peta musik Indonesia pasar justru “Sobat” milik Padi. Lalu Padi menuai sukses bareng Fadly, sang vokalis One Million Voice.

Indie Ten juga diperkuat Caffeine yang kemudian dikenal lewat “Kau Yang Telah Pergi” dan “Hidupku Kan Damaikan Hatimu.” Pusaka lain dari album ini, Cokelat. Empat tahun kemudian, Kikan dkk. meroket bersama “Karma” dan “Bendera.” Album Indie Ten punya dua sekuel namun flop di pasar. 

 

7 dari 11 halaman

6. 10 Fresh Hit Nah!

Produksi: Aquarius Musikindo (1999)

Hit: “Anggun” (Once), “Saling Memiliki” (Trap's), dan “Sendiri” (Tere)

Bagi kami, 10 Fresh Hit Nah! fenomena unik. Album ini punya dua versi sampul: pink dan biru. Dua single unggulan 10 Fresh Hit Nah! adalah “Anggun” yang ditulis Bebi Romeo dan Ahmad Dhani untuk pendatang baru Elfonda Mekel.

Hit lainnya, “Saling Memiliki” milik kelompok vokal Trap’s. Karier Trap’s redup setelah merilis album debut Kepastian (2000). Elfonda Mekel lalu menggantikan Ari Lasso sebagai vokalis Dewa 19. Yang juga meroket dari album ini, Tere.

Dua tahun berselang, ia duet dengan Pas Band dalam mega-hit “Kesepian Kita.” Jalannya sebagai solis terbuka bersama album Awal Yang Indah, yang terjual 150 ribu kaset dan diganjar plakat platinum.

 

Catatan khusus:

Di album ini, ada “Sudahlah” karya Melly Goeslaw buat Ninies. Marcell Siahaan menyanyikan kembali tembang ini di album debutnya pada 2003. Ada pula, “Di Sini” milik singer-song writer bernama Rafael. Lima tahun kemudian, lagu ini direkam ulang Sahrul Gunawan di album Sentuhan Baru.

 

8 dari 11 halaman

7. Love Theme

Produksi: Aquarius Musikindo (2001)

Hit: “Pernikahan Dini” dan “Seputih Kasih” (Agnes Monica)

Album kompilasi tak harus berisi 10 lagu baru yang direkam 10 penyanyi berbeda atau pendatang baru. Bisa jadi, kompilasi berisi delapan hingga 10 nomor lawan plus satu atau dua lagu baru. Contoh paling ideal adalah Love Theme.

Menampilkan 8 hit lawas yang jadi soundtrack sinetron mingguan kala itu, Love Theme dibekali dua nomor baru yakni “Pernikahan Dini” dan “Seputih Kasih” karya Melly Goeslaw. Keduanya dilantun Agnes Monica yang juga membintangi sinetron Pernikahan Dini.

Sinetronnya meraih rating dan share menjulang. Album ini pun terjual 300 ribu kaset dan diganjar plakat platinum ganda. Tak banyak penyanyi cilik yang sukses berkarier saat remaja. Love Theme menjembatani fase transisi Agnes Monica menjadi teen diva!

 

9 dari 11 halaman

8. Kisah 2002 Malam

Produksi: Musica Studios (2002)

Hit: “Mimpi Yang Sempurna” (Peterpan)

Masih ingat band Java Jive? Ya, pada 2002, dua personelnya yakni Noey dan Capung memproduksi album kompilasi Kisah 2002 Malam di bawah payung Musica Studios. Album ini memuat 10 lagu baru dari 10 band anyar.

Single unggulan dari album ini adalah “Mimpi Yang Sempurna” dari Peterpan. Dengan satu single ini saja, Kisah 2002 Malam terjual 150 ribu kaset. Musica Studios lalu menyalakan lampu hijau untuk Peterpan merekam album debut, Taman Langit.

Album kedua mereka, Bintang Di Surga tembus 3,2 juta kaset. Bongkar pasang personel hingga ganti nama menguji daya tahan band ini. Kini, kita mengenalnya sebagai NOAH. By the way, Anda tahu vokalis NOAH, kan?

 

10 dari 11 halaman

9. Pilih 2004!

Produksi: Musica Studios (2004)

Hit: “Setelah Tanpamu” dari L dan “I'll Find a Way” (Leto)

Dikenal sebagai tahun politik lantaran ada Pemilu, perusahaan rekaman tampak hati-hati memilih tanggal rilis album agar tak terbentur agenda parpol. Memanfaatkan momentum ini, Musica Studios merilis album berjudul eksentrik Pilih 2004! dengan hit “Setelah Tanpamu” dari L.

Bintang masa depan yang lahir dari album ini justru band bernama Leto dengan lagu “I'll Find a Way.” Setahun kemudian, Letto (dengan T dobel) melepas album debut Truth, Cry, and Lie yang menyimpan tiga hit besar, “Sampai Nanti Sampai Mati,” “Sandaran Hati,” dan “Ruang Rindu.”

 

11 dari 11 halaman

10. The Dream Band Delapan

Produksi: Hai Music (2004)

Hit: “Sendiri” (Kotak), “Tentang Rasa” (Olif), “Dengar” (Kapten)

Tahun 2004, ajang pencarian bakat menjamur di layar kaca. Kita mengenal Akademi Fantasi Indosiar dan Indonesian Idol yang melahirkan singer songwriter sekelas Judika. Ada pula ada Dream Band yang menyaring band pendatang baru untuk dibuatkan sebuah album kompilasi.

Album The Dream Band Delapan menampilkan delapan band terbaik termasuk Kotak dengan lagu “Sendiri.” Band ini mengangkasa bersama vokalis baru Tantri Syalindri dengan hit antara lain “Pelan-pelan Saja.”

Album yang sama memperkenalkan Kapten yang kemudian sukses lewat “Malaikat Cinta.” Jangan lupa, ada “Tentang Rasa” dari Olif. Enam tahun kemudian, Astrid merekam ulang “Tentang Rasa” dan boom!