Sukses

Girry Pratama Lanjutkan Sekolah di Kanada untuk Mengasah Ilmu Sutradara

Girry Pratama ke Kanada bukan sekadar berambisi memperbaiki kualitas sebagai sutradara, namun didasarkan pada hasratnya yang sangat besar di dunia film.

Liputan6.com, Jakarta Sineas Girry Pratama mengasah kemampuannya sebagai sutradara dan produser film dengan terbang ke Kanada. Di sana, ia akan mengenyam pendidikan di sekolah khusus film.

Salah satu penyebabnya adalah banyaknya kritik yang diterima olehnya selama berkarya sebagai sutradara. Harapannya, ia ingin ke depannya bisa lebih baik dalam membuat sebuah film.

Meskipun begitu, Girry mengisyaratkan tujuannya ke Kanada bukan sekadar berambisi memperbaiki kualitas. Keputusannya ini didasarkan pada hasratnya yang sangat besar di dunia film.

 

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Sekolah Khusus

"Iya, dapat kritikan pedas. Saya nanti akan sekolah khusus ke Kanada, dua tahun di sana. Kuliah DOP dan director. Saya sengaja mau belajar," ujar Girry di tengah jumpa pers film terbarunya, The Other Side yang digelar di kawasan Jakarta Selatan, baru-baru ini.

"Ya, karena saya senang mending belajar dan saya dalami. Lebih ke director nantinya," ia menambahkan.

3 dari 4 halaman

Berharap Bisa Garap Film yang Menghebohkan

Selain itu, Girry juga memiliki harapan agar nantinya ia bisa memiliki sebuah film yang sanggup menghebohkan publik.

"Meski saya tahu bisa otodidak, cuma saya butuh paper. Banyak sutradara otodidak bagus enggak ada paper. Ya masalahnya, enggak ada film saya yang meledak saja. Kalau sudah ada yang meledak, enggak butuh paper," jelasnya.

 

4 dari 4 halaman

Masukan dari Tim

Girry pun mengaku bahwa ia memutuskan sekolah film setelah mendapatkan masukan dari tim Director of Photography (DoP) yang dianggapnya sebagai kritik.

"Dari DOP saya santai saja, cuma katanya boring. Saya harus ada something new gitu. Biar enggak monoton. Ya, benar juga, karena sudah monoton. Kalau belajar akan menemukan hal baru," pungkasnya.