Pedangdut legendaris A Rafiq mengembuskan napas terakhir setelah tak kuasa lagi berperang melawan diabetes, Sabtu (19/1/2013). Kepergian pria berdarah India-Pakistan ini tak hanya diwarnai isak tangis, tapi juga dibanjiri selebriti semisal Camelia Malik dan Rhoma Irama.
Almarhum A Rafiq dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, pukul 14.30 WIB, kemarin siang. Begitu jenazah sang legenda menyentuh bibir liang lahat, tangis Fairuz--putri bungsu A Rafiq, seolah bergema mengisi atmosfer TPU dengan pilu dan duka.
Ketika kabar meninggalnya A Rafiq menyeruak, Twitter dipenuhi ucapan belasungkawa. Sebagaian besar menyebut A Rafiq sebagai Legenda Dangdut, ada pula yang memberinya titel Maestro Dangdut.
Kiprah A Rafiq di pentas musik dangdut ternyata tidak hanya sebatas menyemarakkan lewat karya semata. A Rafiq juga memiliki andil dalam menyelematkan musik dangdut, hingga akhirnya musik lokal Indonesia itu bisa eksis hingga detik ini.
Contohnya, ketika beberapa tahun silam terjadi sengketa atas royalti lagu antara Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) dengan Karya Cipta Indonesia (KCI). Para penyanyi dan pencipta lagu dangdut merasa ada yang tidak beres dengan pembagian royalti.
A Rafiq yang juga menyadari hal itu, turut menjadi garda terdepan yang menyuarakan ketidakadilan tersebut. Bahkan, bersama pedangdut senior lainnya, ia mengambil langkah berani dengan memutuskan keluar dari keanggotaan KCI.(ASW)
Almarhum A Rafiq dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, pukul 14.30 WIB, kemarin siang. Begitu jenazah sang legenda menyentuh bibir liang lahat, tangis Fairuz--putri bungsu A Rafiq, seolah bergema mengisi atmosfer TPU dengan pilu dan duka.
Ketika kabar meninggalnya A Rafiq menyeruak, Twitter dipenuhi ucapan belasungkawa. Sebagaian besar menyebut A Rafiq sebagai Legenda Dangdut, ada pula yang memberinya titel Maestro Dangdut.
Kiprah A Rafiq di pentas musik dangdut ternyata tidak hanya sebatas menyemarakkan lewat karya semata. A Rafiq juga memiliki andil dalam menyelematkan musik dangdut, hingga akhirnya musik lokal Indonesia itu bisa eksis hingga detik ini.
Contohnya, ketika beberapa tahun silam terjadi sengketa atas royalti lagu antara Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) dengan Karya Cipta Indonesia (KCI). Para penyanyi dan pencipta lagu dangdut merasa ada yang tidak beres dengan pembagian royalti.
A Rafiq yang juga menyadari hal itu, turut menjadi garda terdepan yang menyuarakan ketidakadilan tersebut. Bahkan, bersama pedangdut senior lainnya, ia mengambil langkah berani dengan memutuskan keluar dari keanggotaan KCI.(ASW)