Sukses

Ziva Magnolya Petik Pelajaran dari Syuting Film Pulang: Sedih Tidak Harus Nangis, Marah Enggak Mesti Teriak

Dikenal sebagai penyanyi dengan banyak hit, Ziva Magnolya menjajal peruntungan di dunia seni peran lewat film Pulang. Seperti apa kisahnya?

Liputan6.com, Jakarta Dikenal publik lewat hit “Tak Sanggup Melupa” dan “Terlukis Indah,” Ziva Magnolya kini menjajal peruntungan di dunia seni peran lewat film Pulang, karya sineas Azhar Kinoi Lubis.

Pulang mempertemukannya dengan Imelda Therinne, Ringgo Agus Rahman, hingga Mark Natama. Film ini tayang di platform streaming KlikFilm mulai Sabtu, 2 April 2022.

Pulang menandai debut alumni Indonesian Idol musim kesepuluh di dunia akting. Ziva Magnolya memetik banyak pelajaran selama reading naskah maupun syuting film.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 5 halaman

Syuting Enam Hari

“Syuting enam hari. Terus kami menerapkan protokol kesehatan. Sebelum syuting kami swab test. Itu sebabnya kami syuting enggak terlalu banyak orang, tim produksi kecil. Kalau pun kita bawa orang, mereka enggak bisa ke lokasi syutingnya,” katanya.

Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Senin (4/4/2022), Ziva Magnolya menjelaskan bahwa reading naskah digelar dua kali. Sesi pertama, mengumpulkan empat pemain utama.

3 dari 5 halaman

Reading Dua Kali

Reading dua kali. Yang pertama dengan Bang Ringgo dan Kak Imelda, Mark sama aku. Yang kedua, hanya kami berdua untuk membangun chemistry,” Ziva Magnolya mengenang.

Syuting film selama enam hari. Dengan konsep road movie, perjalanan Pulang dimulai dari Jakarta hingga berujung ke Yogyakarta. Ia menyebut Pulang sebagai drama keluarga.

 

4 dari 5 halaman

Emosi dan Amarah

Adu akting dengan Ringgo Agus Rahman dan Imelda Therinne yang pernah dinominasikan Piala Citra, Ziva Magnolya mengaku beroleh banyak pelajaran berharga soal akting.

“(Salah satunya) emosi tuh enggak melulu sedih dengan menangis atau marah mesti dengan teriak-teriak. Kita lakukan saja apa yang kita rasakan dengan benar, sehari-hari saja dengan natural, jangan dipaksakan,” pungkasnya.

5 dari 5 halaman

Kuncinya Adalah...

Mark Natama menambahkan, ia pernah curhat kepada Imelda Therinne mengapa kerap merinding sendiri saat berdialog di depan kamera. Saat itulah, ia diingatkan soal aksi reaksi.

“Kuncinya adalah selama lo misalnya Ziva ngomong A, lo sudah tahu balasan lo B. Selama lo ngomong itu cuma karena lo tahu harus ngomong begitu, berarti lo belum dapat (rasanya). Lo mesti menyampaikan itu memang sebagai hukum aksi reaksi,” Mark Natama menjelaskan.