Liputan6.com, Jakarta - Tio Pakusadewo berubah menjadi lebih religius. Aktor berusia 58 tahun ini terang-terangan menyebut dirinya sudah hijrah dari ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang.
Narkoba pernah mengirim bintang film Identitas dan Alangkah Lucunya (Negeri Ini) ke penjara dua kali. Tak ingin terjerat dalam pusara narkoba, Tio Pakusadewo memperbaiki kualitas hidup dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Karena ada prinsip yang begini: semuanya akan berlalu. Jadi kemarin itu waktu dipenjara yang kedua alhamdulillah bisa nangkap hidayahnya deh," kata Tio Pakusadewo.
Advertisement
Ia tak mengumbar soal proses hijrah yang diyakini membawanya ke arah yang lebih baik. Namun dari lubuk hati, Tio Pakusadewo sudah menemukan jalan hidup sebenarnya. "Mudah-mudahan istikamah (dalam berhijrah) deh,"Â tutur aktor peraih dua Piala Citra ini.
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melihat Terang
Terpuruk bersama kasus narkoba membuat hati Tio Pakusadewo melawan untuk bangkit. Berkat dukungan sesama napi di rutan, ia bisa menemukan jalan hidupnya lagi.
"Penjelasan yang paling logis begini, cuma dari tempat yang gelap kita bisa lihat terang yang sebenarnya. Istilahnya kalau penjara kan tempat gelap," aktor kelahiran Jakarta, 2 September 1963, ini menguraikan.
Tio Pakusadewo mendapat bantuan spiritual dari rekannya sesama napi saat berada di rutan. Tak disangka, ia bertemu dengan Ali Imron, terpidana seumur hidup kasus bom Bali.
Â
Advertisement
Mengaji dan Salat
Pengakuan Tio Pakusadewo soal bertemu Ali Imron diungkap lewat kanal YouTube Jarwo Kwat Channel, baru-baru ini. Kala itu, ia berbincang dengan Jarwo Kwat di sela syuting sinetron Para Pencari Tuhan yang tayang di Ramadhan 2022.
Pertemuannya dengan Ali Imron membawa perubahan yang tak disangka-sangka oleh Tio Pakusadewo. Perubahan itu berkaitan dengan sisi religinya sebagai penganut Islam.
"Belajar ngaji lagi di situ, yang ngajarin ngajinya Ali Imron teroris bom Bali. Dia datang tuh ke sel tahanan saya," kata Tio Pakusadewo.
Â
Bersembunyi Hingga Rajin Tahajud
"Dia yang nawarin, 'Masih ngaji enggak' katanya. Sudah lupa, gue bilang kan. Cuma hurufnya sih masih ingat alif ba ta, cuma sudah lupa deh. Banyak yang lupa," Tio Pakusadewo mengisahkan.
"Dia bilang 'Saya ajari mau enggak?' Ya boleh saja. Seminggu sekali datang dia. Tiap dia datang gue ngumpet, tidur. Kita masih belum mau (mengaji). Tapi lama-lama, masa dia gigih kita enggak kan," Tio Pakusadewo menambahkan.
Tak cuma rutin mengaji, Ali Imron membuat Tio Pakusadewo terbiasa mengerjakan salat sunah. "Di situ juga mulai tahajud, kalau di luar mana pernah tahajud sampai 11 rakaat. Cuma di situ doang tuh (penjara) kemarin dapat beberapa kali," dia memungkasi.
Advertisement