Sukses

Film Cinta 5 Unsur Angkat Budaya Tionghoa, Lingkar Film Gandeng Komika Erwin Wu

Menggandeng komika Erwin Wu, film Cinta 5 Unsur karya Hendra Martono yang diproduksi Lingkar Film bercerita tentang budaya Tionghoa Benteng.

Liputan6.com, Jakarta Tema budaya Tionghoa dengan menampilkan identitas serta eksistensi peranakannya, sudah beberapa kali diangkat oleh para sineas Indonesia ke dalam sebuah film. Terbaru, Hendra Martono Liem dari rumah produksi Lingkar Film menyutradarai film berjudul Cinta 5 Unsur yang terinspirasi dari hal itu.

Menggandeng komika Erwin Wu, film Cinta 5 Unsur bercerita tentang budaya Tionghoa Benteng yang dikenal dengan sebutan Cina Benteng (Ciben). Selain menjadi karakter utama Erwin Wu juga digandeng sebagai konsultan dan membantu mengembangkan naskahnya.

Pesan melalui kisah yang hendak disampaikan dalam film ini, antara lain adalah tentang mereka yang bernasib baik, bisa saja lebih makmur hidupnya dibandingkan orang-orang yang memiliki otak encer.

"Sedang mempersiapkan film soal Chindonesia, China di Indonesia lebih ke Ciben ya. Saya salah satu yang menginisiasi untuk menulis naskahnya, komika Erwin Wu yang nulis. Dia juga komedi konsultan," ujar Hendra Martono Liem dalam acara buka puasa bersama di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.

2 dari 4 halaman

Pemilihan Judul Film

Judul Cinta 5 Unsur berasal dari unsur-unsur kehidupan yang saling berkaitan dalam ilmu fengshui, yaitu kayu, api, tanah, logam dan air. Pemilihan judul ini dikarenakan masyarakat Tionghoa mempercayai fengshui dan lima unsur kehidupan.

"Unsur kayu yang terbakar akan memunculkan api. Setelah api padam muncullah tanah. Dari tanah akan mendapat logam, dan jika logam mencair maka akan melambangkan air," jelas Hendra Martono dalam acara yang sama.

Hendra juga menambahkan bahwa Cinta 5 Unsur akan memiliki genre drama komedi. Salah satu tujuan film ini dibuat lantaran ingin meluruskan beberapa budaya Tionghoa yang belakangan ditengarai mulai menghilang.

 

3 dari 4 halaman

Tak Mau Dianggap Menghina

Hendro Martono sangat detail dalam penggarapan film ini serta tak ingin ada hal-hal yang dianggap menghina. Maka dari itu, giliran Girry Pratama yang selama ini menjadi sutradara, menjabat sebagai produser.

"Film ini kalau disutradarai oleh Girry agak tricky, saya enggak mau dianggap menghina orang chinese. Jadi saya pakai ceritanya orang Surabaya dan dia bekerja sebagai arsitek," terang Hendra Martono membeberkan.

"Saya salah satu yang menginisiasi untuk menulis naskahnya, komika Erwin Wu yang nulis. Keresahanya itu ketika kita lebih pintar, tapi kalah kaya sama yang nggak lebih pintar dari kita," lanjutnya.

 

4 dari 4 halaman

Tema Investasi

Muatan pesan penting film ini adalah agar penonton bisa melakukan investasi untuk masa depan. Selain itu juga mendorong kaum milenial untuk memilih cara berinvestasi yang tepat.

“Kita juga masukin cerita crazy rich bodong yang mau beli rumah super mewah tapi bohong. Kayak menyentil para crazy rich yang belakangan viral,” ujar Hendra yang masih belum mau membocorkan deretan aktor dan aktris yang akan terlibat.

"Pemainnya sudah ada, tapi belum bisa dibocorin, nanti saja kalau sudah waktunya. Ya yang pasti aktor berdarah Tionghoa pastinya," terang Hendra Martono.