Liputan6.com, Jakarta Meledaknya film KKN di Desa Penari menjadi hal yang membanggakan industri film nasional. Berakhirnya pandemi membuat penonton kembali mendatangi bioskop sekaligus menghidupkan kembali industri film.
Kesuksesan film KKN dibahas dalam webinar "Perubahan Trend Film Indonesia Pasca Covid Melandai" yang diselenggarakan Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) ke 12 tahun 2022 pada Jumat, 20 Mei 2022.
Ketua Pelaksana Festival Film Wartawan Indonesia XII, Wina Armada Sukardi, mengatakan gejala sukses film KKN menarik perhatian untuk didiskusikan. Wina menganalisa, karakter sosiologis masyarakat Indonesia ada dua; yakni masyarakat Agraris yang humoris, dan masyarakat yang gandrung hal mistis.
Advertisement
Bukan rahasia, banyak orang berilmu secara akademisi, masih suka mengunjungi kuburan keramat, misalnya.“Ini menunjukan hubungan pararel pada dua faktor ini. Dan ini pula yang menyebabkan dalam statistik film Indonesia yang meledak, umumnya adalah film komedi dan mistis, belakangan baru drama” kata Wina menganalisa.
Baca Juga
Bikin Berani Masuk Bioskop
Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik dan Media dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai pendukung utama FFWI 2022, secara khusus memberi selamat kepada sutradara Awi Suryadi atas karyanya film KKN di Desa Penari.
Film tersebut, kata Ahmad Mahendra, telah ikut mengembalikan keberanian masyarakat untuk masuk dan menonton di bioskop.
“Semoga sukses ini penanda bangkitnya kreativitas dan semangat para sineas di tanah Air,” tulis Ahmad Mahendra, dalam sambutannya yang dibacakan Edy Suwardi, Koordinator Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film pada Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI
Advertisement
Kata Sutradara KKN di Desa Penari
Sutradara KKN di Desa Penari, Awi Suryadi, mengaku sama sekali tidak menduga film yang dibesutnya bisa membuat penonton ramai-ramai datang ke bioskop.
"Bisa jadi karena orang sudah lama menunggu, karena sudah dua tahun tertahan untuk tayang. Bisa jadi momennya diputarnya tepat di libur Lebaran. Saya tidak tahu pasti," kata Awi dalam webinar.
"Sebagai sutradara, saya hanya fokus pada kreatif, dan menghasilkan karya maksimal dengan budget yang sudah ditentukan,” Awi yang berusia 44 tahun ini, menambahkan.
Mengejutkan dan Menggembirakan
Namun jujur, diakui Awi, menyimak kondisi sukses film KKN di Desa Penari sebagai sesuatu yang mengejutkan sekaligus menggembirakan. “Saya banyak mendapat pesan di media sosial saya bahwa, orang sulit membeli tiket ini secara online, kalau membeli langsung harus antri panjang, bahkan dengan cara titip helm dan sandal segala,” ungkapnya dengan takjub.
“Semoga sukses KKN menjadi angin segar untuk industri perfilman Indonesia,” tambah pria kelahiran Lampung ini. Awi tidak memungkiri, tema film KKN sendiri memang menarik. Sejak membaca thread-nya di Twitter, ia sudah mengakui materinya sangat unik.
“Bahkan sebagai penggemar film sekaligus sutradara film horror, belum pernah saya temukan seperti ini sebelumya. Sebagai filmmaker saya excited dan ingin menyajikannya dalam bentuk visual. Selesai baca thread, saya minta pihak MD Entertainment, harus bisa mendapatkan IP-nya!" ujar sutradara yang sudah berkarya untuk 22 film sejak tahun 2005 ini.
Advertisement