Liputan6.com, Jakarta KKN di Desa Penari yang dirilis di jaringan bioskop pada 30 April 2022 kini telah menyihir lebih dari 7 juta penonton. Karya sutradara Awi Suryadi ini diprediksi merangkul 8 jutaan penonton pada Senin esok.
Hadir sebagai salah satu narasumber webinar “Perubahan Tren Film Indonesia Pasca Covid-19 Melandai” persembahan Festival Film Wartawan Indonesia XII pekan ini, Awi Suryadi mengulas sejumlah aspek.
Salah satunya, anggapan film KKN di Desa Penari mampu mengembalikan kesan festive libur Lebaran yang amblas pada 2020 dan 2021. Selain KKN di Desa Penari, ada Kuntilanak 3 yang merangkul sejuta penonton lebih.
Advertisement
Baca Juga
Awi Suryadi menyebut, “(Fenomena ini) mengonfirmasi genre horor sebagai ‘penyelamat’ industri layar lebar. Ini bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga di Thailand dan Taiwan.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penonton Selektif
Ledakan penonton di tengah pandemi rupanya membuat sejumlah pihak khawatir setelah ini akan muncul film-film horor kelas B yang asal menakut-nakuti penonton karena ingin mengulang sukses KKN di Desa Penari. Namun, Awi Suryadi tak khawatir.
“Penonton kita sudah lebih selektif dalam memilih film,” ujar sutradara Danur: I Can See Ghosts seraya memprediksi genre memedi masih akan tren pada semester kedua 2022.
Advertisement
Game Changer
“Saya harap KKN di Desa Penari jadi game changer. Dalam artian produser makin berani investasi bujet produksi yang serius untuk genre ini. Semester kedua akan dilanjutkan dengan IP horor besar yaitu Pengabdi Setan 2,” Awi Suryadi menyambung.
Meski demikian, bukan berarti film horor domestik tak punya pekerjaan rumah untuk dibenani. “Naskah atau cerita dan skala produksi film horor Tanah Air saya pikir masih perlu dibenahi,” cetusnya kepada Showbiz Liputan6.com, seusai webinar.
Hubungan Paralel
Dalam kesempatan itu, Ketua FFWI 2022, Wina Armada menganalisis karakter sosiologis masyarakat Indonesia ada dua, yakni agraris humoris dan yang gandrung hal mistis. Zaman telah maju namun tak sedikit masyarakat Indonesia yang meyakini tempat keramat.
“Ini menunjukkan hubungan pararel pada dua faktor ini. Ini pula yang menyebabkan statistik film Indonesia meledak, umumnya film komedi dan mistis, belakangan baru drama,” beber Wina Armada.
Lewat sambutan tertulisnya di awal webinar, Direktur Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Ahmad Mahendra menyelamati KKN di Desa Penari yang kini jadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
“Semoga sukses ini penanda bangkitnya kreativitas dan semangat para sineas di Tanah Air,” ungkapnya.
Advertisement