Liputan6.com, Jakarta Menelusuri deretan film luar negeri yang sedang dicari di Indonesia, rupanya saat ini banyak yang penasaran maupun ingin menonton kembali film Pleasure. Film garapan sineas asal Swedia ini aslinya sudah tayang di Eropa tahun lalu, tepatnya 20 Oktober 2021.
Namun, film yang didasarkan pada film pendek karya sutradaranya, Ninja Thyberg, yang rilis pada 2013 silam, baru melanglang buana ke luar benua Eropa tahun ini. Tak heran bila kita melihat jejak rekam pencarian di Google dan sebagainya, makin banyak yang mencarinya termasuk di Indonesia.
Kisah dalam Pleasure menyorot seorang wanita muda bernama Bella (Sofia Kappel) dari kota kecil di Swedia yang pindah ke Los Angeles, Amerika Serikat, untuk menjadi bintang film dewasa (film panas, red). Namun setibanya di sana impiannya diwarnai oleh atmosfer yang tak diharapkan.
Advertisement
Ambisi Bella yang bisa dikatakan menyimpang itu, membawanya ke wilayah yang berbahaya dan mengancam nyawanya. Bella pun akhirnya berusaha keras untuk membangun ulang impiannya dalam hal mengadu nasib di tengah realitas sisi gelap industri yang sudah terlanjut diselaminya itu.
Baca Juga
Â
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berawal dari Film Festival
Pleasure memiliki genre drama dan film ini pertama kali ditayangkan melalui sejumlah festival film. Hingga akhirnya tayang di bioskop pada 2021 lalu di negara asalnya, Swedia. Film ini lalu meluncur di luar negeri pertama kali di Prancis.
Barulah setelah itu tiba di sejumlah bioskop negara-negara Eropa lain seperti Polandia, Belanda, Denmark, hingga Ukraina. Di Amerika Serikat, Pleasure baru tayang terbatas pada 13 Mei 2022.
Â
Advertisement
Para Pemain dan Konsep Film
Selain Sofia Kappel, terdapat juga nama-nama lain seperti Revika Anne Reustle, Evelyn Claire, Chris Cock, Dana DeArmond dan Kendra Spade.
Salah satu hal yang menarik dan unik dari Pleasure adalah film ini dibuat layaknya sebuah film dokumenter. Namun di dalamnya masih terdapat bingkai cerita fiksi yang sangat kental.
Belum jelas apakah film ini juga akan tiba di bioskop Indonesia dalam jumlah terbatas ataukah langsung tiba di layanan OTT. Namun ada kemungkinan, pecinta film di Indonesia tak bisa menyaksikannya sama sekali lantaran temanya yang terlalu tabu untuk disaksikan.