Sukses

Kunto Aji Ungkap Banyak Kemudahan Saat Sang Ayah Meninggal Dunia: Ini Bukan Kebetulan, tapi Karena Amalan Beliau

Kunto Aji meyakini bahwa semua kemudahan ini didapat karea amalan yang mendiang ayah lakukan semasa hidupnya.

Liputan6.com, Jakarta Kunto Aji saat ini masih berduka. Ia baru saja ditinggal oleh sang ayahanda tercinta, Panselut Budi Anggoro, untuk selama-lamanya.

Ayah Kunto Aji meninggal dunia pada Selasa (14/6/2022) setelah berjuang melawan sakit kanker yang dideritanya selama satu tahun terakhir ini. Di tengah dukanya itu, Kunto Aji mengungkap sebuah fakta yang luar biasa.

Pemilik album Mantra-Mantra ini menemukan banyak sekali kebetulan yang memudahkan ia dan keluarganya saat mengurus segala sesuatu terkait meninggalnya sang ayah.

"Begitu banyak kebetulan baik kemarin. Kebetulan saya bekerja dengan klien dan team yang sangat pengertian, mengijinkan saya pulang saat Papa saya sedang kritis kritisnya. Kebetulan adik saya sedang libur," tulis Kunto Aji dalam unggahannya pada Rabu (15/6/2022).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 5 halaman

Kebetulan

Tak hanya itu, di hari meninggalnya sang ayah ia juga sangat terbantu dengan orang-orang di sekelilingnya yang memiliki waktu senggang sehingga menyempatkan waktu untuk bisa hadir mendampingi dan mendoakan.

"Kebetulan, Dokter Bili, tetangga yang baru beberapa bulan saya kenal, sedang bersiap berangkat praktek, lalu menyempatkan diri mampir ke rumah. Kebetulan beberapa keluarga sedang senggang dan bisa menghampiri. Semua kebetulan baik yang mengumpulkan kita di rumah, mengantar papa pulang. Didoakan dan didampingi keluarga hingga akhir hayat," sambungnya.

 

3 dari 5 halaman

Banyak Kemudahan

Begitu juga untuk urusan pemakaman, Kunto Aji merasa sangat dipermudah dalam urusan akta kematian, hingga mendapatkan tempat pemakaman. Ditambah lagi, hujan deras yang sempat mengguyur lokasi pemakaman, mendadak berhenti jelang pemakaman.

"Tidak sampai disitu, kebetulan urusan yang paling susah beberapa waktu ini, yaitu menemukan slot pemakaman. Dipermudah. Pengurusan akta kematian berjalan beriringan. Sehingga saya bisa dengan tenang memandikan dan menyalatkan jenazah di rumah," bebernya.

"Kebetulan hujan yang begitu deras di siang hari, tiba-tiba cerah saat kita hendak memakamkan sore harinya. Diiringi langit yang cantik keemasan. Sehingga saya dan adik saya bisa turun ke liang lahat mengantar papa ke peristirahatan," tambah Kunto Aji.

 

4 dari 5 halaman

Karena Amalan

Belakangan, Kunto Aji sadar bahwa semua ini bukan semata-mata hanya karena kebetulan. Kunto Aji meyakini bahwa semua kemudahan ini didapat karea amalan yang mendiang ayah lakukan semasa hidupnya.

"Kebetulan demi kebetulan, mungkin bukan kebetulan, saya harus koreksi. Ini adalah Amalan beliau. Amal baik dan cinta yang selalu beliau tebar dalam hidupnya. "Nanti kalo aku mati gamau nyusahin orang" bener pa, sampai akhir hayat papa masih mikirin orang lain. Sekali ini mau nyusahin dikit juga gpp sebenernya," kata Kunto Aji.

 

5 dari 5 halaman

Terima Kasih

Terakhir, Kunto Aji menyampaikan rasa terima kasihnya kepada sang ayah yang sudah memberikan banyak pelajaran berharga semasa hidupnya.

"Terima kasih pa. Terima kasih semua pelajaran hidupnya. Terima kasih sudah memudahkan kami. Hari itu lebih banyak senyum, menjadi pelumas kami untuk mengikhlaskan. Karena kami tau papa dilancarkan jalannya menuju tempat terbaik, bersama-Nya," tutup Kunto Aji.