Sukses

6 Hit Bob Tutupoly yang Meninggal di Usia 82 Tahun, Termasuk Widuri Diproduseri Ayah Marsha Timothy

Bob Tutupoly meninggal dunia di usia 82 tahun. Ia mewariskan sejumlah hit yang teruji oleh waktu, salah satunya "Widuri" dengan produser Eugene Timothy.

Liputan6.com, Jakarta Industri musik Indonesia kehilangan salah satu bakat terbesarnya. Bob Tutupoly meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Mayapada Jakarta Selatan. Berpulang di usia 82 tahun, jenazahnya disemayamkan di rumah duka Siloam Semanggi Jakarta.

Selama hidupnya, Bob Tutupoly dikenal sebagai seniman serbabisa. Selain bernyanyi dan main film, ia menjadi presenter Tembang Kenangan, salah satu acara ikonis Indosiar di pengujung dekade 1990-an.

Sebagai penyanyi, Bob Tutupoly dikenal sebagai vokalis karismatik dengan suara bulat empuk. Merentangkan karier sejak dari dekade 1970 hingga 2000-an, ia mewariskan banyak hit abadi termasuk “Widuri.”

Saat artikel ini disusun, belum ada kabar terkini terkait pemakaman almarhum. Laporan khas Showbiz Liputan6.com merangkum 6 hit legendari Bob Tutupoly. Selamat jalan Om Bob.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 7 halaman

1. Tinggi Gunung Seribu Janji

Sering mendengar ungkapan lidah tidak bertulang? Ujaran ini menggambarkan janji atau omongan orang yang tak bisa dipegang dan ujung-ujungnya menyakiti perasaan. Kalimat populer ini dilanggengkan maestro Ismail Marzuki dalam hit “Tinggi Gunung Seribu Janji.”

Lagu ini dibuka dengan bait: Memang lidah tak bertulang, tak terbekas kata-kata. Tinggi gunung seribu janji, lain di bibir, lain di hati… Hingga kini kami tak bisa membayangkan jika bukan Bob Tutupoly yang membawakan. Auto-mewek enggak, sih?

3 dari 7 halaman

2. Widuri

Pembahasan karier Bob Tutupoly tidak valid kalau tak menyebut lagu ini. “Widuri” adalah hit besar dari album self titled Bob Tutupoly rilisan perusahaan rekaman Remaco, tahun 1976. Album monumental ini diproduseri Eugene Timothy, ayah aktris Marsha Timothy.

Gara-gara “Widuri” karya Adrieadi, nama Bob Tutupoly dikenal hingga ke Malaysia dan Singapura. Pemain saksofon asal Amerika Serikat, Warren Hill memoles ulang hit ini saat berkolaborasi dengan Broery Marantika. Jadilah “Widuri” identik dengan Bob Tutupoly hingga kini. Eh, sampai kapan pun.

4 dari 7 halaman

3. Mengapa Tiada Maaf

Jangan bilang Anda tak tahu lagu “Mengapa Tiada Maaf.” Kalau versi Bob Tutupoly terlalu jadul, minimal kita tahu versi Yuni Shara pada 1995 yang meledak di pasar. Album Mengapa Tiada Maaf salah satu yang meledak pada 1995 menyaingi Sandiwara Cinta-nya Nike Ardila.

Semua bagian dari lagu ini adalah “racun.” Dibuka dengan melodi ikonis, “Katakan salahku padamu hingga dikau pergi.” Sengatan lain tentu saja di bagian refrain, “Mengapa tidakkah kau maafkan? Mengapa ku bertanya…”

5 dari 7 halaman

4. Symphony yang Indah

Festival Lagu Populer Indonesia 1980 menghasilkan 9 finalis. Yang jadi juara adalah karya Robby Lea, “Symphony yang Indah.” Bob Tutupoly melantun lagu ini dengan penghayatan tingkat dewa dan jadi hit besar pada tahunnya. Waktu menguji keabadian lagu ini.

“Symphony yang Indah” masuk daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi sebuah majalah. Pada 2012, mahakarya ini diaransemen ulang Erwin Gutawa jelang ulang tahun ke-40 Aquarius Musikindo dengan Once Mekel sebagai vokalis. Megah dan syahdu.

6 dari 7 halaman

5. Kerinduan

Yang tak bisa dicuri dari gaya bernyanyi Bob Tutupoly yakni, saat melantun tembang galau tak lantas terdengar cengeng, merengek, atau menye-menye. Ada wibawa dan martabat yang terjaga di sana. Salah satu buktinya ada di lagu “Kerinduan” karya Yasir Syam.

Hit ini ada di album yang sama dengan “Widuri.” Kita nyanyi sama-sama, yuk! Tiada belai kasih sayangmu, tiada senyum yang manis lagi. Berat masalah hatiku kini, tanpa dirimu di sisiku oh…

7 dari 7 halaman

6. Permintaan Terakhir

Tak banyak yang bisa dikulik dari lagu ini kecuali masuk di album self titled Bob Tutupoly, bersanding dengan “Widuri” dan “Kerinduan.” Ia disebut hit lawas Bob sebelum “Widuri” lahir. Bisa jadi, ini salah satu lagu tentang ditinggal mati pasangan paling menyayat.

Perhatikan baik-baik liriknya: Kini engkau telah tiada, tinggal batu nisan belaka. Hancur hatiku bila mengenangmu. Dalam hati ku membisu, apa akan kuucapkan? Kupandangi batu nisanamu, daku telah kau tinggalkan…