Liputan6.com, Ontario - Gitaris band punk rock Kanada, Teenage Head, kehilangan sang gitaris untuk selamanya, Gord Lewis. Tragisnya, musikus ini diduga dibunuh oleh putranya sendiri, Jonathan Lewis.
Dilansir dari People pada Minggu (14/8/2022), kepolisian Hamilton, Ontario, Kanada, menyatakan Gord Lewis ditemukan tak bernyawa di apartemennya pada Minggu pekan lalu. “Pria ini memiliki cedera yang konsisten dengan perbuatan kriminal,” begitu pernyataan kepolisian dalam rilisnya kepada media.
Gord Lewis meninggal dunia dalam usia 65 tahun.
Advertisement
Baca Juga
Ditambahkan, bahwa Jonathan yang berusia 41 tahun, ditangkap terkait kematian sang ayah, dan dikenakan dakwaan pembunuhan tingkat dua. Polisi juga menyatakan tak mencari tersangka baru terkait kasus ini, diwartakan USA Today.
Kematian Gord pertama kali diketahui pihak kepolisian saat salah satu kru di media Hamilton Spectator menghubungi 911.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ketahuan dari Email
Spectator mewartakan bahwa sejak sehari sebelum penemuan jenazah ini, mereka—dan juga jurnalis dari media lain—mendapat email yang menggunakan nama Jonathan Lewis. Surat elektronik tersebut berisi pesan yang menyebutkan kematian sang gitaris.
USA Today mewartakan bahwa kondisi jenazah dalam keadaan sudah membusuk hingga awalnya sulit diidentifikasi. Barulah pada Rabu, polisi mengonfirmasi bahwa jenazah tersebut adalah Gord Lewis.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Hati Hancur
Gord Lewis merupakan salah satu pendiri band rock Teenage Head yang lahir pada era 1970-an. Grup ini merilis pernyataan dukacita atas kepergian gitarisnya.
“Hati kami hancur dan kami masih berusaha menerima kepergian teman, rekan band, dan saudara kami Gord Lewis. Hati kami bersama keluarganya dan semua yang mengenal dan mencintainya,” begitu pernyataan pihak band di akun Instagram grup ini.
Tetap Manggung
Kematian Gord Lewis terjadi saat grup ini memiliki jadwal manggung. “Kami mengambil keputusan yang sulit dan telah memutuskan untuk jalan terus dan menggelar pertunjukan yang akan datang. Untuk menghormati saudara kami yang berpulang dan memulai proses pemulihan hati. Gordie juga ingin musiknya didengar dan ingin terus hidup,” tulis pihak band dalam sebuah pernyataan terpisah.
Advertisement