Sukses

Agensi NewJeans Jawab Kontroversi Lagu Cookie, Liriknya Dianggap Tak Pantas DIbawakan Member di Bawah Umur

ADOR, agensi NewJeans, sampai berkonsultasi kepada professor bahasa Inggris hingga penerjemah profesional karena masalah ini.

Liputan6.com, Seoul - Sejak bulan lalu, girl group pertama dari ADOR yakni NewJeans debut ke jagat K-Pop. Mereka mempromosikan sejumlah lagu sekaligus, salah satunya bertajuk “Cookie.” Hanya saja, lirik lagu ini dianggap sebagian orang berkonotasi seksual.

Hal ini lantas menjadi masalah karena member NewJeans masih di bawah umur. Bahkan Hyein, sang maknae alias anggota termuda grup ini, kelahiran tahun 2008.

ADOR, agensi yang menaungi rup K-Pop ini, merilis pernyataan panjang lebar menjawab kontroversi tersebut. Intinya, mereka menyanggah spekulasi tersebut.

"Kami sangat menyayangkan ada kontroversi seputar lirik ‘Cookie,’ satu dari tiga title track dalam album. Kami merasa niat kami di balik lagu itu ditafsirkan berbeda dari harapan kami, dan yang terpenting, kami meminta maaf kepada semua orang yang merasa tidak nyaman dan khawatir karenanya,” begitu pernyataan anak perusahaan HYBE ini, seperti diwartakan Soompi, Minggu (28/8/2022).

 

2 dari 4 halaman

Bebas untuk Diinterpretasikan

ADOT menyatakan bahwa lagu-lagu NewJeans dirilis berdasarkan urutan yang telah ditentukan, dan “Cookie” berada di urutan terakhir. Single ini dirilis terakhir.

“Semuanya terbuka untuk diinterpretasikan, tetapi tujuannya adalah untuk mencerminkan visi kami tentang hubungan antara artis dan penggemar dan serta kreator dan konsumen, dengan setiap lagu memiliki pesan mendasar yang ingin kami sampaikan,” kata wakil agensi menambahkan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Fokus ke Musik

ADOR menjelaskan bahwa “Cookie” memiliki fokus kepada musik, berbeda dengan lagu yang dirilis sebelumnya.

“Lagu ini berkisah tentang ide menyandingkan mengopi (burning) CD dan memanggang kue, yang dalam bahasa Korea memiliki kata kerja konseptual yang sama,” kata mereka.

Sementara soal lirik lebih memilih “cookie” atau makanan penutup ketimbang “makan malam” dan “air,” penggemar diibaratkan memilih sajian yang tak cuma mengenyangkan. Tapi juga lezat dan lebih menyenangkan.

Sementara lirik “ain’t for free” alias “tidak gratis, bermakna konten dari grup ini hanya bisa ditemukan di ADOR.

4 dari 4 halaman

Slang Cookie

“Tim ADOR tidak menemui masalah dalam lirik "Cookie" saat kami membuat albumnya, karena visi kami untuk musik yang orisinal dan menyeluruh, sudah sangat jelas bagi kami,” kata perwakilan agensi ini.

Mengenai bahasa slang yang dianggap sebagai slang berkonotasi seksual, ADOR menyampaikan bahwa mereka sampai berkonsultasi kepada professor bahasa Inggris hingga penerjemah profesional.

“Mereka berpendapat, bukan hal baik untuk percaya pada satu interpretasi, dan pemahaman seseorang bergantung pada campuran fakta objektif dan pengalaman pribadi, serta bahwa semua harus dipertimbangkan dalam konteks yang lebih luas. Kata ‘cookie’ juga bukan istilah slang yang umum digunakan untuk sesuatu yang seksual karenanya kata ini sendiri tak bermasalah, tetapi pendengar bisa mengartikan kata itu sebagai sesuatu yang berbeda, tergantung pada pengalaman pribadi mereka dan paparan terhadap istilah  slang tertentu,” kata mereka.