Sukses

The Lord of The Rings: Rings’s of Power, Berikut Sinopsis, Pemeran, Jadwal Tayang, Serta Pro dan Kontranya

Serial The Lord of the Rings: The Rings of Power akan menyajikan cerita dan wajah baru di Middle-earth.

Liputan6.com, Jakarta Belum dua minggu semenjak serial House of the Dragon dirilis, para penggemar dunia fantasi sepertinya akan kembali dimanjakan dengan serial baru lainnya. Jumat ini (02/09/2022), serial The Lord of the Rings: The Rings of Power akan dirilis melalui layanan streaming Prime Video. Buat kalian yang tertarik untuk mengikuti cerita terbaru Middle-earth ini, berikut sinopsis dan hal-hal lainnya yang telah kami rangkum.

The Lord of the Rings: The Rings of Power berkisah mengenai keadaan dunia yang masih damai, berlatar ribuan tahun sebelum trilogi Lord of The Ring dan trilogi The Hobbit. Dunia yang damai ini pelan-pelan mengarah kepada kegelapan yang suram setelah berbagai kejadian besar terjadi: akhir persekutuan bangsa manusia dan bangsa peri, kebangkitan Penyihir Hitam Sauron, jatuhnya Kerajaan Numeror, dan penciptaan Cincin Penguasa.

Serial ini akan menampikan banyak tempat menarik. Sehingga akan ada banyak tokoh sekaligus, baik tokoh baru maupun tokoh lama, contohnya Galadriel. Para penggemar tentu tahu Galadriel, wanita dari bangsa peri yang diperankan oleh Cate Blanchett di trilogi Lord of the Ring dan The Hobbit. Di serial ini, Galadriel yang berusia jauh lebih muda dan memiliki sifat berbeda diperankan oleh Morfydd Clark (Crawl, Saint Maud). Serial ini juga dibintangi oleh Robert Aramayo (Antebellum), Markella Kavenangh, Joseph Males, dan banyak lagi.

The Lord of the Rings: The Rings of Power direncanakan akan memiliki 5 musim, dengan budget keseluruhan kira-kira 1 milyar dolar. Untuk musim pertama akan terdiri dari 8 episode. 2 episode pertama disutradarai oleh J. A. Bayona (The Impossible, Jurassic World: Fallen Kingdom), dan 6 episode lainnya disutradarai oleh Wayne Che Yip (Doom Patrol, Doctor Who) dan Charlotte Brandstorm (Arrow, The Witcher). Dua episode pertama akan dirilis dan setelah itu satu episode baru untuk setiap minggunya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penerus Lord of The Rings

Sesuai namanya, The Lord of the Rings: The Rings of Power merupakan prekuel dari trilogi Lord of the Ring (LOTR) karya Peter Jackson. Trilogi ini terdiri dari Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring (2001), Lord of the Rings: The Two Towers (2002) dan Lord of the Rings: The Return of the King (2003).

Trilogi ini kerap disebut sebagai trilogi terbaik sepanjang sejarah, bersaing dengan trilogi-trilogi besar lainnya seperti trilogi The Godfather (1972, 1974, 1990), trilogi Star Wars (1977, 1980, 1983) dan trilogi The Dark Knight (2005, 2008, 2012). Hal ini bukan tanpa alasan. Dari sisi komersial, ketiga filmnya berhasil mengumpulkan sekitar 2,9 milyar dolar dari budget 281 juta dolar. Lalu trilogi ini juga sukses di mata kritikus.

Jumlah Oscar yang trilogi ini kumpulkan sebanyak 17 piala dari 30 nominasi. Bahkan pada perhelatan Academy Award ke-76, Lord of the Rings: Return of the King mendapatkan 11 nominasi dan memenangkan semuanya. Steven Spielberg yang mengumumkan nominasi Best Picture saat itu sampai kagum dan mengatakan, “it’s a clean sweep."

 

3 dari 4 halaman

Dihantui Respon Negatif

Semenjak teaser, trailer, dan foto promosi dirilis ke masyarakat, The Lord of the Rings: The Rings of Power sudah mendapatkan respon campur aduk. Respon negatif datang dari para penggemar lama, yang menilai beberapa perubahan pada material novel aslinya tidak penting dan bersifat politik (woke).

Di sisi lain, berbagai perubahan yang dilakukan membuat serial ini dinilai lebih diverse atau beragam. Perubahan-perubahan itu dinilai bukan masalah mengingat serial ini diadaptasi dari novel bergenre fantasi dan dalam proses adaptasi, tentu beberapa perubahan akan ada sesuai naskah dan zaman dibuatnya. Hal terpenting adalah apa serial ini bagus atau tidak.

Peter Jackson memang berhasil menghidupkan novel karya J. R. R. Tolkien ke layar lebar dengan baik. Walau begitu, terdapat beberapa perubahan juga pada triloginya. Inilah tantangan tersulit bagi tim di balik The Lord of the Rings: The Rings of Power, tentang bagaimana mereka bisa meyakinkan dan menyenangkan para penggemar lama, namun di saat bersamaan juga mendatangkan penggemar baru.

4 dari 4 halaman

Melawan Dinasti Keluarga Naga

Beberapa tahun terakhir Prime Video sukses besar dan berhasil dengan serial originalnya seperti Invicible dan The Boys. Dengan perilisan The Lord of the Rings: The Rings of Power ini, Prime Video akan semakin menunjukan taringnya dalam streaming wars (perang layanan streaming) yang sedang terjadi saat ini. Melawan Netflix, Disney+, hingga Apple TV+.

Namun dari semua itu, tentu persaingan besar akan datang secara langsung dari HBO Max yang juga mengeluarkan serial fantasi lain, yakni House of The Dragon. Persaingan ini sudah pasti akan mengulang perang yang sama seperti pendahulunya, yakni antara Game of Thrones dengan Lord of The Rings yang kerap terjadi, walau keduanya berada di jenis media yang berbeda.

House of the Dragon yang sampai saat ini telah merilis dua episode perdananya mendapatkan respon positif dan dengan cepat menjadi perhatian mata dunia. Kini saatnya The Lord of the Rings: The Rings of Power merespon dengan dua episode perdana sekaligus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.