Sukses

Sering Kena Perundungan Saat SMA, Fuji Batal Jadi Psikolog

Fuji sempat bercita-cita menjadi seorang psikolog atau psikiatri karena sangat peduli dengan kesehatan mental. Tapi saat SMA dia memutuskan untuk mengurungkan niatnya menjadi Psikolog karena sering dibully, simak penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini Fuji bersama Shireen Sungkar berbincang sekaligus kolaborasi untuk konten di kanal Youtube The Sungkar Kamis, (8/9/2022). Fuji yang sekarang memiliki 11,8 juta followers di Instagram mengaku dari dulu kerap mendapat bully-an atau perundungan dari hatersnya. 

"Di highlight aku tuh semua orang ngata ngatain aku, bahkan sampai dengkul, mata, hidung, (tubuh) pendek semuanya dikatain, cara berpakaian pun dikatain, sampai kayak dekil, buluk," ungkap adik mendiang Bibi Ardiansyah itu.

Di tengah perbincangan hangat itu, Shireen juga sempat menanyakan cita-cita kekasih Thariq Halilintar itu. Fuji yang sempat bercita-cita menjadi Psikolog, akhirnya harus mengurungkan niatnya karena ia merasa tidak akan mampu, berhubung dengan ia yang kerap mendapat bully-an. 

"Aku mau jadi psikolog atau psikiater enggak mau ganti lagi, karena aku peduli mental health. Eh kena mental, SMA dibully. Gue enggak kuat, masalah sendiri saja enggak bisa, gimana orang lain. Aku tidak mampu," ungkap Fuji.

2 dari 4 halaman

Mengalami Mental Breakdown

Akibat bully-an yang sering dilontarkan netizen kepada Fuji, ia sampai pernah mengalami mental breakdown. 

"Sebenarnya kalau dibilang kuat, enggak kuat juga sih cuman dipaksa kuat-kuat aja. karena kalau aku enggak kuat aku mau ngapain? Sebenarnya sempet ada mental breakdown gue gak kuat,"ungkap Fuji. 

Maka dari itu akhirnya ia memilih untuk menjadi seorang pengacara, ia terinspirasi oleh sosok pengacara kondang yaitu Hotman Paris. Untuk memutuskan mengambil jurusan hukum ini, ia sempat diskusikan bersama mendiang kakaknya Bibi Ardiansyah. 

"Akhirnya, aku cari-cari, pengacara kondang, Hotman Paris lah yang paling terkenal. Keren gitu caranya nyelesain masalah. Pengen deh, jadi orang kayak gini. Udah keren, banyak duit lagi," ungkap Fuji 

 

 

3 dari 4 halaman

Sempat Tidak Punya Cita-cita

Untuk masalah cita-cita, ia menuturkan tidak muluk-muluk yang penting punya uang banyak. Sehingga, Fuji sempat tidak memiliki cita-cita karena ia orang yang tidak bisa fokus.

Dia bahkan mengaku sering bolos ketika orang tuanya mendaftarkannya ke sejumlah les minat bakat.

"Aku dari dulu orangnya enggak bisa fokus aku pernah dilesin piano, gitar, nari, komputer dalam waktu enam bulan tiga bulan out saya bolos terus sampai mama saya angkat tangan terserah lo,"ungkap Fuji. 

 

 

4 dari 4 halaman

Diarahkan Oleh Orang Tua Untuk Menjadi Dokter

Fuji juga menambahkan bahwa tidak pernah terbesit dalam benaknya menjadi selebritis seperti sekarang, karena ia dulu diarahkan oleh orang tuanya untuk menjadi seorang dokter. Padahal kala itu Fuji tidak tahu tugas dan tanggung jawab dokter bagaimana.

"Kalau pas kecil tuh kamu cita-citanya mau apa? mama papa langsung jawab 'mau jadi dokter cantik' aku jadi (reflek) 'mau jadi dokter'. Tapi aku enggak ngerti dokter ngapain," terang Fuji. 

Akhirnya saat duduk di bangku SMP ia memutuskan untuk tidak menjadi dokter, lantaran ia sadar akan kemampuannya.

"Terus ya udah pas SD, SMP gue gak mau jadi dokter otak gue ga sampai aku enggak sepinter itu mah, pah. aku jelasin mereka paham aku bilang aku mau jadi psikolog anaknya peduli mental health," pungkas pemeran Amora dalam film 'Aku Bukan Cinderella'.Â