Sukses

Joshua Suherman Tanggapi Tragedi Stadion Kanjuruhan, Tolak Victim Blaming

Melalui akun Twitternya @jojosuherman, dia merasa bahwa victim blaming seperti ini sangat tidak tepat.

Liputan6.com, Jakarta Tragedi mengerikan terjadi saat pertandingan sepak bola BRI Liga 1 2022/2023. Tepatnya saat pertandingan yang mempertemukan Arema Fc melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (2/10/2022).

Berdasarkan laporan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, tercatat terdapat 448 korban di tragedi Kanjuruhan ini. 323 di antaranya luka-luka sedangkan 125 lainnya meninggal dunia.

Tragedi ini sontak menjadi pembicaraan internasional, tidak hanya para pecinta sepak bola tetapi juga warganet biasa. Di Indonesia sendiri, banyak yang menyalahkan para korban.

Mengenai hal ini, Joshua Suherman sebagai pecinta bola memberikan tanggapannya. Melalui akun Twitternya @jojosuherman, dia merasa bahwa victim blaming seperti ini sangat tidak tepat.

2 dari 4 halaman

Victim Blaming

“Rata2 yg victim blaming emg ga pernah nyetadion (nonton langsung di stadion). Jadi ya dimaklumi saja kalau opini nya wadidiw (aneh/tidak benar).. abis mau gimana -_-“ ucapnya dalam tweet yang dikirim pada 2 Oktober tersebut.

“Ini soal memahami situasi tribun. Mereka yg jadi korban, jangan lah dicap sbg (sebagai) biang keladi. Datang kan ingin nonton, bukan setor nyawa.” lanjut mantan penyanyi cilik tersebut.

3 dari 4 halaman

Provokator

Di tweet yang sama Joshua juga berpikir bahwa provokator para suporter yang turun ke lapangan itu juga salah dan harus diminta pertanggungjawaban.

“Kalau ada mmg (memang) provokator, ya ayo dimintai pertanggungjawaban. Tapi korban yg terinjak2 jangan di-blame.” tulisnya memberi saran.

4 dari 4 halaman

Dapat Terjadi Di Mana Saja

Setelah itu Joshua juga membuat tweet lagi untuk menjelaskan bahwa victim blaming itu tidak tepat.

“Bagi yg menyalahkan korban, ini (tragedi Kanjuruhan) bisa terjadi di mana saja. Di konser musisi favorit mu, di gathering yg kau ikut dan kerumunan lain pun.”

“Kalau org berkerumun dan crowd control (orang yang bertanggung jawab mengamankan keadaan) nya sembarangan, ini (tragedi seperti di Kanjuruhan) sangat mungkin terjadi. Miliki empati.”