Liputan6.com, Jakarta Setelah berkibar di jagat maya lewat konten-konten demotivasi yang satir dan nyelekit, komika Devan Yulio menyeberang ke dunia mode menggandeng produsen batik Laweyan Solo, Bayu Adetya, lewat lini Batik Prabuseno.
Pelawak yang belakangan populer dengan nama Semakin di Devan ini memperkenalkan koleksi Batik Insecure Mark II dengan unsur “cahaya insecure.” Ini kolaborasi licensing yang jadi pembuka berbagai produk kolaborasi unik di masa depan.
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Senin (14/10/2022), Devan Yulio membeberkan alasan menggandeng Batik Prabuseno sebagai rekan bisnis. Secara kualitas ia tak kalah dengan merek batik ternama.
Advertisement
Baca Juga
“Desainnya dari campuran motif batik kawung, kembang, nitik randu, parang, dan elemen ‘cahaya insecure’ yang khas dari Mas Devan,” kata founder Batik Prabuseno, Bayu Adetya.
Perbaiki Diri
Pemilihan motif batik dalam proyek kolaborasi ini disertai alasan kuat. “Maknanya agar kita senantiasa memperbaiki diri dan pantang menyerah menebar kebaikan,” ia menyambung.
Sementara itu, Devan Yulio menilai kolaborasi ini selaras dengan semangat memajukan dan mengembangkan industri lokal agar bisa bersaing di level nasional. Koleksi Batik Insecure Mark II dirilis ke pasar dengan harga mulai 300 ribuan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Karier, Asmara, Keuangan
Semakin Di Devan adalah karakter yang diciptakan Devan Yulio sebagai antitesis dari segala macam bualan motivasi di dunia maya. Lewat karakter ini, ia memberi perspektif baru ke publik dalam melihat kehidupan.
“Topik yang biasa saya angkat tuh keresahan soal karier, asmara, keuangan, sampai gaya hidup generasi milennial dan gen Z. Kalau mau lihat, bisa cek akun Instagram @semakindidevan ya,” ujar Devan Yulio.
Menamai Batik
Masih segar dalam ingatan Devan Yulio, pemilihan batik yang melekat sebagai identitas Semakin Di Devan berawal dari ketidaksengajaan. Di tahun 2021, ia berniat membuat konten demotivasi.
Namun satu-satunya baju formal yang ia miliki di kamar indekos hanya batik. “Saya kemudian menamai batik pertama itu Batik Insecure Mark I,” pungkasnya seraya optimistis koleksi Batik Insecure Mark II disambut publik.
Advertisement