Sukses

Camel Petir Bersama KITA Salurkan Bantuan Untuk Korban Terdampak Gempa Cianjur, Ada Dua Ribu Nasi Bungkus Hingga Pakaian Layak Pakai

Camel Petir bersama Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) menyambangi korban terdampak gempa Cianjur.

Liputan6.com, Jakarta - Dua ribu nasi bungkus dibagikan artis Camel Petir kepada korban gempa Cianjur. Bersama Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), ia turun langsung membagikan makanan kepada para korban gempa Cianjur.

Tak cuma ribuan nasi bungkus, Camel Petir bersama organisasi masyarakat yang diketuai KH Maman Imanulhaq juga memberikan bantuan lain yang bermanfaat untuk para korban terdampak gempa Cianjur.

"Kami membuat dapur umum untuk konsumsi makanan sehat dan memberikan pakaian layak pakai," kata Camel Petir saat menyerahkan bantuan di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, baru-baru ini.

"Tak lupa kami juga memberikan selimut juga obat-obatan bagi para pengungsi yang tersebar di sejumlah titik lokasi pengungsian," Camel Petir menjelaskan.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Turun Langsung

Camel Petir yang datang bersama Ketum KITA, Wasekjen M. Husni, Suhu Siam dan Ketua KITA Cianjur, Jun Gunara, sengaja untuk menemui korban terdampak gempa Cianjur secara langsung.

"Para pengurus KITA bersama sejumlah relawan sengaja datang ke lokasi untuk memastikan para pengungsi di Cianjur bisa mendapatkan kebutuhan yang diperlukan selama di pengungsian," dia menguraikan.

 

 

3 dari 4 halaman

Buka Posko

"KITA pun membuka Posko KITA Peduli untuk mengkoordinir bantuan dari para donatur di berbagai wilayah agar distribusi bantuan bisa merata diterima oleh para pengungsi," Camel Petir mengungkapkan.

Politisi yang juga aktifis perempuan ini pun menyempatkan untuk bercengkerama dan makan bersama para pengungsi korban terdampak gempa Cianjur.

 

 

4 dari 4 halaman

Menghibur

Kesempatan itu dimanfaatkan Camel Petir untuk menghibur, meskipun terlihat guratan kesedihan terpancar di wajah para pengungsi yang mesti merelakan rumahnya hancur karena gempa.

"Camel sedih dan prihatin melihat kondisi warga di pengungsian yang harus tidur berjubelan. Apalagi banyak anak-anak yang juga turut serta hidup di bawah tenda terpal," katanya memungkasi.

 

Â