Sukses

Tak Hidup Glamor, Cinta Laura Merasa Bersalah Jika Beli Barang Mahal

Cinta Laura bicara soal didikan orangtua yang membentuk pola pikirnya saat ini.

Liputan6.com, Jakarta Tak seperti kebanyakan artis lainnya yang hidup glamor, Cinta Laura memilih gaya hidup sederhana. Artis lulusan Columbia University ini jarang membeli barang-barang dengan harga setinggi langit.

Saat menjadi bintang tamu Kick Andy belum lama ini, Cinta Laura ditanya, apa yang membuatnya memiliki mindset untuk hidup tanpa bermewah-mewahan. Pertama, karena dia merasa percaya diri dengan dirinya sendiri di luar hal material.

"Jadi aku tahu bahwa aku dengan cara berpikir aku, dan kepribadian aku, itu cukup. Kalau ada orang di luar sana yang tidak nyaman dengan aku karena merasa hidup aku kurang glamor atau kurang memenuhi standar mereka, itu bukan masalah aku," jelas Cinta Laura

"Buat aku itu adalah indikasi jelas bahwa memang kita tidak cocok ada dalam hidup satu sama lain," bintang film Jagat Arwah itu menyambung pernyataan.

Didikan kedua orangtua juga memberi pengaruh besar pada pola pikirnya. Sejak kecil, Cinta Laura selalu diajari untuk bersyukur dengan hidupnya yang lebih beruntung dari sebagian orang di luar.

"Misalnya lihat pengemis di luar kaca mobil, mamaku sering ngomong 'Tuh, Cinta, look how blessed you are, buat orang itu 5 ribu rupiah bisa untuk makan seharian, kamu dengan gaya hidup kamu bisa enggak survive dengan uang 5 ribu atau 10 ribu?" ungkapnya. 

2 dari 4 halaman

Pembanding

Sang ayah juga mendidik Cinta untuk berpikir ulang setiap kali hendak membeli barang mahal. Dia selalu diberi pembanding untuk mengukur apakah layak menghabiskan sejumlah uang untuk membeli sesuatu.

"Sama seperti papa aku misal aku beli laptop harga 10 juta, papaku juga akan bilang, 'Bayangin kamu bisa ngegaji berapa orang? Atau bisa beli apa dengan 10 juta?' Jadi selalu ada perbandingan," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Bersalah

Didikan seperti ini membuat artis berusia 29 tahun itu tak terbiasa membeli barang-barang mewah. "Enggak tahu kenapa tumbuh pikiran di mana aku merasa bersalah kalau membeli sesuatu yang mahal," paparnya.

"Bukan berarti aku tidak memiliki barang mahal. Kadang kalau aku merasa sudah bekerja sangat keras, dan berhak membeli sesuatu yang memberi kebahagiaan aku akan lakuin itu," imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Berdonasi atau Diinvestasikan

Namun ini tidak menjadi kebiasaan atau rutinitas. Dia lebih suka memanfaatkan uangnya untuk hal yang dianggap lebih bernilai. 

"Bukan yang aku lakukan setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan. Aku enggak suka menghamburkan uang, aku memilih uang yang aku hasilkan untuk kegiatan sosial dan diperuntukkan untuk bisnis aku yang semakin besar dampaknya," tutupnya.

Video Terkini