Liputan6.com, Jakarta Jeremy Clarkson selama ini dikenal sebagai salah satu pesohor yang terang-terangan mengungkap kebencian terhadap Meghan Markle. Termasuk dalam kolom kontroversial yang dimuat media Inggris The Sun pada Desember 2022.
Dalam tulisan itu, mantan pembawa acara kondang Top Gear ini menyatakan bahwa kebencian terhadap istri Pangeran Harry sudah sampai ke sel-sel tubuhnya.
Namun setelah artikel tersebut memicu kehebohan, pria 62 tahun ini akhirnya minta maaf secara terbuka via akun Instagram-nya, Senin (16/1/2023).
Advertisement
Ia mengawali pernyataannya dengan mengatakan belakangan ini biasanya orang terkenal yang menuntut permohonan maaf merasa tak puas meski keinginannya telah terpenuhi.
“Jadi aku mencoba ikut tren pada pagi ini, dan meminta maaf atas hal-hal yang kukatakan tentang Meghan Markle di kolom Sun baru-baru ini. Aku sungguh minta maaf. Dari ujung kaki sampai pucuk folikel rambutku,” tulisnya.
Baca Juga
Kirim Maaf via Email
Dalam pernyataannya, Jeremy Clarkson mengaku tulisan kontroversial itu ia buat dengan terburu-buru. Kata dia lagi, banyak orang yang marah kepadanya atas tulisan itu, mulai dari teman dekat hingga anak sendiri. Ia juga kesal karena banyak orang yang menudingnya seksis dan misoginis.
“Aku sangat marah kepada diriku sendiri karena dalam masa-masa kontroversial di Top Gear pun aku sering dituduh macam-macam, tapi sangat jarang karena seksisme,” kata dia.
Jeremy Clarkson sekali lagi meminta maaf, dan mengaku sudah mengirim permintaan maaf via email untuk Pangeran Harry dan Meghan.
Advertisement
Belum Minta Maaf ke Meghan
Hanya saja, permintaan maaf ini ditolak Pangeran Harry dan Meghan Markle. Lewat juru bicaranya, disebut bahwa permintaan maaf ini tak pernah disampaikan kepada ibunda Archie dan Lilibeth, hanya kepada Pangeran Harry.
“Pada Desember 2022, Tuan Clarkson menulis hanya kepada Pangeran Harry, Duke of Sussex. Konten korespondensinya ditandai sebagai ‘Pribadi dan Rahasia.’”
Tak Selesai dengan Maaf
Permintaan maaf Jeremy Clarkson juga dinilai tak membahas satu hal: kebiasaan menulisnya yang menyebarkan kebencian dan misogini.
“Kecuali setiap tulisannya juga dibuat ‘dengan terburu-buru,’ seperti yang ia katakan, sudah jelas bahwa ini bukan insiden yang berdiri sendiri karena sedang terburu-buru, melainkan rangkaian artikel yang dibagikan atas dasar kebencian,” ulas sang juru bicara.
Artikel yang dipermasalahkan sendiri sudah dihapus, setelah The Sun menerima ribuan komplain dari publik.
Advertisement