Liputan6.com, Jakarta Anda termasuk yang tak sabar menantikan kelanjutan aksi Song Hye Kyo sebagai Moon Dong Eun yang penuh dendam di The Glory? Tandai tanggal 10 Maret 2023 di kalender Anda, karena Netflix telah mengumumkan bahwa ini tanggal perilisan The Glory Part 2.
Dalam press release yang disampaikan pada Rabu (18/1/2023), penulis Kim Eun Sook menyebut bahwa bagian kedua ini akan berjalan lebih intens. Hal senada juga disampaikan sutradara drakor ini, An Gil Ho.
“Pertikaian antara Dong-eun dan Yeon-jin akan makin sengit dan para pelaku akan mendapat balasan yang setimpal. Penonton akan terus ingin menonton hingga akhir. Seluruh elemen dari kisah ini akan mendapat jawabannya,” kata dia.
Advertisement
Selain tanggal penayangan, Netflix juga merilis sejumlah foto adegan The Glory Part 2.
Baca Juga
Wajah Tegang
Ada sejumlah foto adegan yang ditampilkan. Sebagian besar, memperlihatkan wajah tegang para pemainnya. Termasuk dua tokoh pelaku bullying di drakor ini, Park Yeon Jin (Lim Ji Yeon) dan Jeon Jae Jun (Park Sung Hoon).
Ditampilkan pula karakter kaki tangan Moon Dong Eun, Kang Hyeon Nam (Yum Hye Ran), memeluk putrinya yang kelihatan terluka, namun senyuman tersungging di bibir keduanya.
Advertisement
Sukses Besar
The Glory Part 1 yang mulai tayang 30 Desember lalu sukses dan menjadi buah bibir. Jilid pertamanya mencatat jumlah 148 juta jam tonton dan berhasil masuk dalam daftar 10 teratas Netflix Global Top 10 Non-English TV selama tiga minggu berturut-turut, serta bertahan di daftar tersebut di 34 negara.
Tak hanya itu, popularitasnya memicu kembali perhatian mengenai kasus perundungan sekolah di dunia nyata.
Riset Penulis
Penulis Kim Eun Sook menyebutkan untuk menulis The Glory, ia melakukan riset yang bertujuan mengetahui kondisi mental para penyintas perundungan masa sekolah. Salah satunya dengan membaca unggahan yang dibagikan di media sosial.
Salah satu hal yang menarik perhatiannya, para penyintas tak menuntut kompensasi materi, melainkan meminta permohonan maaf secara tulus dari pelaku.
“Aku menyadari bahwa yang dicari bukan untuk memperoleh tapi mendapatkan kembali. Karena saat kekerasan terjadi, korban kehilangan hal-hal yang tak terlihat, seperti martabat dan harga diri,” Kim Eun Sook menjelaskan.
Advertisement