Sukses

LMK Pelari Nusantara Kembali Bagikan Royalti Kepada Anggotanya, Kali Ini Sisa 25 Persen Tahun Lalu

LMK Pelari Nusantara terus memberikan royalti kepada pencipta lagu di bawah naungannya.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Pelari Nusantara mendistribusikan royalti musik kepada pencipta lagu dan ahli waris. Royalti yang dibagikan kali ini merupakan sisa sebanyak 25% dari yang sudah dibagikan pada 22 Desember 2022 lalu.

Menurut Ketua Umum Pelari Nusantara, Sandec Sahetapy, royalti ini dibagikan kepada 190 anggota yang tergabung di lembaganya yang dipimpinnya.

"Royalti yang kami distribusikan kali ini sebesar 25%  akan dibagikan kepada 190 anggota. Berapapun besarnya kita syukuri, kita bagikan apa adanya. Pokoknya jangan pernah berkecil hati, terus berkarya," ujar Sandec Sahetapy kepada wartawan di Jakarta, Jumat (20/01/23).

Sandec menambahkan bahwa pihaknya sedang menjalin kerjasama dengan pihak Facebook dan Tik Tok untuk royalty digital.

"Saya sedang mengupayakan bekerjasama dengan Facebook dan Tik Tok untuk royalty digital, mudah mudahan habis Lebaran sudah bisa kita bagikan," lanjut Sandec.

 

2 dari 4 halaman

Bangga

Dalam kesempatan yang sama Ketua dewan pembina LMK Pelari Nusantara, Mayjen TNI Purn Unggul Yudoyono mengaku bangga dengan apa yang telah dilakukan Pelari Nusantara Sejauh ini.

"Saya sudah beberapa kali hadir di acara seperti ini, dan selalu bagi bagi duit. Saya bangga dengan Pelari dan Ketuanya Bung Sandec yang telah mengupayakan sedemikian rupa buat kesejahteraan para pencipta lagu. Lanjutkan perjuangan  kerjakan dengan  tulus dan ikhlas karena yang  kita kerjakan memberikan manfaat bagi orang banyak," kata Unggul Yudoyono. 

Sementara itu Komisioner LMKN Yessy Kurniawan yang juga turut hadir dalam acara tersebut. Dirinya menilai LMK Pelari Nusantara telah memberikan contoh yang  baik.

"Saya nggak bisa komen kalau soal LMK Pelari ini, karena Pelari sudah tunjukkan kepada kita semua, dalam setahun bisa berkali-kali memberikan royalti," kata Yessy.

 

3 dari 4 halaman

Bergabung

Salah satu penyanyi dan pencipta lagu kondang Obbie Messakh bercerita mengapa dirinya mau bergabung dengan LMK Pelari, yang notabene merupakan lembaga baru.

"Pelari bagian dari mimpi saya yang terwujud, mungkin ini sudah jalan Tuhan. yang saya heran, kalau Pelari bisa bagikan royalti seperti ini kok yang lain nggak bisa kenapa? Kalau semua kaya Pelari kan kita nggak perlu lagi gebrak-gebrak meja dan  marah- lagi," kata pencipta lagu Kisah kasih di Sekolah ini.

Tak ketinggalan, Sekretaris Umum (Sekum) pelari Rudy Loho juga memaparkan bahwa dirinya punya ide agar anggota LMK Pelari Nusantara lebih banyak mendapatkan royalti. Salah satu caranya dengan membuat rekaman semua lagu lagu hits milik pencipta lagu yang tergabung di Pelari kemudian dimuat dalam Youtube Channel.

"Kita punya gagasan untuk membuat rekaman lagu-lagu hits milik para pencipta di Pelari ini untuk direkam ulang dan dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi baru, nanti kita naikkan ke channel YouTube. Jadi kalau ini bisa berjalan, kita bisa terima royalti digital sebulan-sekali. Kita buat saja dulu rekaman 10 lagu," kata pencipta lagu Aku Tak Biasa yang dipopulerkan oleh Alm. Alda Risma ini.

 

4 dari 4 halaman

Terus Berlari

Sesuai namanya, LMK Pelari akan terus berlari mengusung slogannya: Revolusi Transparansi Royalti Musik, tak peduli yang lain tertinggal.

Larinya Pelari akan dibuktikan beberapa hari ke depan atau tepatnya tanggal 25 Januari 2023. Pelari akan kembali membagikan royalti digital yang rencananya akan dilakukan di kawasan Puncak Bogor sambil menikmati udara sejuk pegunungan.

"Tanggal 25 Januari nanti kita akan kembali membagikan royalti digital. Tempatnya nanti di Puncak, jadi sekalian gathering atau refreshing lah kita semua," lanjut Sandec lagi.

Sandec juga mengingatkan bahwa royalti digital itu datanya riil, jadi besar kecilnya sudah sesuai data.

"Perlu di ingat ya,  kalau royalti digital itu datanya riil dapetnya kecil ya kecil dapetnya besar ya besar, nggak ada yang kita kutak-katik. Itu data riil dari sananya, jadi nggak bisa bilang kok cuma dapet segini ya?. Pokoknya kalau segitu ya segitu," tutup Sandec.

 

Â