Liputan6.com, Jakarta - Kehilangan Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril jadi pukulan telak bagi Ridwan Kamil. Pria yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat ini tak pernah menyangka bakal ditinggal pergi putra tersayang lebih dulu.
Sempat merasa tak siap menghadapi takdir, namun Ridwan Kamil menyadari kenyataan pahit ada di depan mata. Mau tak mau, ia mesti menjalani detik demi detik proses perpisahannya dengan Eril.
Momen kehilangan Eril masih jadi kenangan teramat pahit yang harus dihadapi suami Atalia Praratya. Bahkan, Ridwan Kamil menyebut situasi dimana ia harus kehilangan Eril, sebagai titik terendah dalam hidupnya.
Advertisement
Berikut, 6 potret Ridwan Kamil mengisahkan momen perpisahan bersama Eril yang menyumbang kesedihan mendalam hingga menangis, saat berbincang dengan Merry Riana di saluran YouTube.
Baca Juga
Â
Â
Â
1. Ujian Terbesar
Ridwan Kamil menjadi bintang tamu dalam podcast di kanal YouTube Merry Riana. Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil menceritakan banyak hal mengenai kehidupannya, mulai dari masa kecil, hingga momen-momen terendah dalam hidup.
Ridwan Kamil menyebut bahwa salah satu ujian terbesarnya adalah ketika ia kehilangan sang putra, Emmeril Kahn Mumtadz atau karib disapa Eril.
Â
Â
Advertisement
2. Menangis
Diketahui bahwa Eril meninggal dunia karena tenggelam di sungai Aare, yang terletak di Bern, Swiss. Sambil menangis, Ridwan Kamil kemudian mengenang momen tersebut.
"Ditinggal anak sih (jadi momen tersulit), tidak ada ujian hidup lebih besar kecuali ditinggal duluan," kata Ridwan Kamil.
Â
Â
3. Bandingkan Saat Ditinggal Orangtua
Ridwan Kamil kemudian membandingkan rasa kesedihan ditinggal seorang anak, dengan ditinggal orangtua.
"Karena gini, kalau kita ditinggal orangtua, sedih, tapi mental kita siap. Karena mereka lebih tua, mereka lebih duluan hidup di dunia," jelas Ridwan Kamil.
Â
Advertisement
4. Tak Menyangka Ditinggal Anak
Ia menyadari bahwa suatu saat, salah satu dari dirinya atau istrinya pasti akan meninggal, tetapi tidak pernah terbayangkan olehnya jika akan ditinggal lebih dulu oleh seorang anak.
"Kalau kita ditinggal oleh pasangan, suami ditinggal oleh istri, istri ditinggal oleh suami, sedih banget. Cuman kita juga udah siap. One day one of us will passed away lebih dulu," jelasnya.Â
Â
Â
5. Diselamatkan Keimanan
Namun Ridwan Kamil menyebut bahwa yang menyelamatkannya dari keterpurukan adalah keimanannya. Meski berat dicerna secara logika manusia, Ridwan Kamil meyakini bahwa hal ini sudah digariskan oleh Tuhan.
Â
Advertisement
6. Kesampingkan Logika
"Tapi kalau ditinggal anak mah Mbak, aduh. Nggak masuk ke akal manusia kalau pakai logika. Kan saya lahir duluan, harusnya saya meninggal duluan. Atau Bu Lia duluan. Kenapa Eril duluan? Tapi itu kan logika manusia. Makanya saya survive the most difficult time itu oleh keimanan," tambah Ridwan Kamil.
"Keimanan menyatakan semua yang ada di dunia ini bukan milik kita, milik Tuhan. Kalau Tuhan sudah waktunya memanggil yang dimiliki-Nya, seberat apa pun kita harus mengikhlaskannya," tutupnya.