Sukses

Wakil Presiden Turki Fuat Oktay Telah Mengidentifikasi 131 Tersangka Penyebab Gempa di Turki

Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, telah mengantongi identitas 131 tersangka penyebab gempa di negaranya.

Liputan6.com, Jakarta - Hampir seminggu sudah gempa sebesar 7,8 magnitudo melanda Turki, yang mengakibatkan korban hingga 33 ribu sepertinya akan terus bertambah. Namun tim penyelamat telah berhasil menarik para korban yang selamat dari puing-puing reruntuhan, Minggu (12/2/2023).

Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, mengatakan bahwa sejauh ini ada 131 tersangka yang telah diidentifikasi untuk bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa dari ribuan bangunan yang rata dengan tanah.

Reruntuhan tersebut berada di 10 provinsi yang terkena dampak gempa, dilansir Reuters, Senin (13/2/2023).

"Kami akan menindaklanjuti ini dengan cermat hingga proses peradilan yang diperlukan selesai, terutama untuk bangunan yang mengalami kerusakan berat dan bangunan yang menyebabkan kematian dan luka-luka," ungkapnya.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Pemilihan Presiden

Saat gempa melanda Turki, Presiden Turki, Erdogan, tengah menghadapi pemilihan presiden dan parlemen yang rencananya akan digelar pada Juni mendatang.

Erdogan mengalami penurunan popularitas sebelum bencana terjadi, karena inflasi yang melonjak dan mata uang Turki merosot.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Lamban

Pemerintah juga dituduh lamban dalam upaya memberi bantuan sejak dini. Dan para kritikus mempertanyakan tentara yang memainkan peran kunci tidak didatangkan lebih cepat.

Dan Erdogan mengatakan bahwa situasi telah terkendali, meski tetap mengakui ada masalah seperti tantangan pengiriman bantuan dengan jaringan transportasi rusak.

 

4 dari 4 halaman

Pria Diselamatkan Tim China

Gempa Turki telah meruntuhkan banyak bangunan. Dan tak sedikit masyarakat di sana yang tertimpa puing-puing bangunan.

Sebuah tim penyelamat China, dan petugas pemadam kebaran Turki telah menyelamatkan Malik Milandi Suriah yang berusia 54 tahun. Ia telah bertahan hidup selama 156 jam di reruntuhan di Antakya.