Liputan6.com, Jakarta - Teknologi deepfake yang memungkinkan wajah seseorang dimanipulasi menjadi bentuk apapun, rupanya membuat Keanu Reeves kesal. Alhasil, ia menjadi aktor yang menentang digitalisasi wajah untuk seorang aktor dalam sebuah film.
Melanir Variety, belum lama ini, Keanu Reeves juga sampai membuat sebuah klausul alias perjanjian agar rumah produksi yang mengontraknya untuk sebuah film, tidak melakukan digitalisasi terhadap wajah maupun penampilannya.
Pasalnya, Keanu Reeves mengaku sempat geleng-geleng kepala saat wajahnya ditambahkan tetesan air mata dalam sebuah film. Hal itulah yang membuatnya merasa keberatan dengan digitalisasi terhadap dirinya dalam sebuah film, hingga akhirnya dibuatlah klausul tersebut.
Advertisement
“Ya, secara digital. Saya tidak keberatan jika seseorang dibuat mengedipkan mata selama proses mengedit,” ujar Keanu Reeves membuka pernyataan, melansir dari Variety, belum lama ini.
Baca Juga
Nonton Kembali Film Street Kings di Vidio, Pertemukan Keanu Reeves dan Chris Evans untuk Lawan Polisi Jahat
Sinopsis Street Kings dan Knock Knock Tayang di TV Malam Ini, Keanu Reeves Jadi Detektif Polisi Jagoan hingga Suami yang Tergoda Wanita Lain
Trailer John Wick: Chapter 4 Lebih Panas, Aksi Keanu Reeves Vs Donnie Yen Bikin Tahan Napas
Perubahan Penampilan
Barulah setelah itu Keanu Reeves mengungkapkan keberatannya ketika melihat salah satu film yang dimainkannya beberapa tahun lalu menampilkan wajahnya yang berurai air mata.
“Tapi sejak awal, di awal tahun 2000-an, atau mungkin tahun 1990-an, penampilan saya berubah. Mereka menambahkan air mata ke wajah saya, dan saya seperti, ‘Hah?!’ Itu seperti, saya bahkan tidak perlu berada di sini,” ujarnya melanjutkan.
Advertisement
Mengaku Takut Namun Tetap Dianggap Menarik
Lebih lanjut membahas seputar deepfake, Keanu Reeves mengaku banyak hal seputar teknik digital tersebut yang membuatnya malah ketakutan.
"Yang membuat frustrasi adalah kamu kehilangan agensimu. Saat kamu tampil dalam sebuah film, kamu tahu kau akan diedit, tetapi kamu berpartisipasi di dalamnya. Jika kamu pergi ke lahan deepfake, tidak ada sudut pandangmu di situ. Itu menakutkan," ungkap Keanu Reeves.
Biarpun seolah kesal dan tak terima dengan teknologi tersebut, Keanu Reeves tetap melihatnya sebagai suatu hal yang menarik.
"Akan menarik untuk melihat bagaimana manusia menangani teknologi ini. Mereka memiliki dampak budaya, sosiologis, dan spesies yang sedang dipelajari. Ada begitu banyak 'data' tentang perilaku saat ini," terang Keanu Reeves.
Diejek Anak Remaja
Selain itu, Keanu Reeves juga mengaku sempat berbincang dengan remaja usia 15 tahun mengenai pesan moral dalam film The Matrix.
Ia mengatakan kepada remaja tersebut bahwa karakter utama yang dimainkannya, Neo, memiliki tekad untuk memperjuangkan hal yang nyata.
Namun remaja tersebut malah mengejek sang aktor dan membalas berkata, “Siapa yang peduli kalau itu nyata?”
Advertisement
Kritik Terhadap Dunia Digital
Dari percakapan itulah Keanu Reeves merasa ada yang tak beres dengan dunia digital. Ia pun melontarkan kritiknya terhadap hal tersebut.
“Orang-orang tumbuh dengan alat-alat ini: Kami sudah mendengarkan musik yang dibuat oleh AI dengan gaya Nirvana, ada seni digital NFT,” ujar Keanu Reeves.
“Keren, seperti, 'Lihat apa yang bisa dibuat oleh mesin imut itu!' Tapi ada korporatokrasi di belakangnya yang ingin mengendalikan hal-hal itu. Secara budaya, sosial, kita akan dihadapkan pada nilai yang nyata, atau yang tidak bernilai. Lalu apa yang akan didorong kepada kita? Apa yang akan disajikan kepada kita?” sambungnya.
"Inilah sensorium itu. Inilah tontonan. Dan itu adalah sistem kendali dan manipulasi. Kita berlutut melihat dinding gua dan melihat proyeksi, dan kita tidak memiliki kesempatan untuk melihat ke belakang," lanjut Reeves memungkasi.