Sukses

Sinopsis dan Review J-Hope in the Box, Semangat Membara Sang Member BTS Sekaligus Sisi Manusiawi Jung Ho Seok

J-Hope in the Box tayang mulai Jumat (17/2/2023) kemarin.

Liputan6.com, Jakarta J-Hope BTS membuktikan bahwa grupnya boleh saja hiatus, tapi ketujuh membernya tetap bisa bersinar dengan caranya sendiri. Hal ini terlihat dalam film dokumenter yg menunjukkan "petualangannya" sebagai artis solo, J-Hope in the Box. Serial dokumenter ini tayang mulai hari ini, Jumat (17/2/2023), atau sehari setelah ultahnya ke-29, di Disney Plus Hotstar.

Berikut, sinopsis dan review singkat film dokumenter ini.

J-Hope in the Box dibuka dengan petikan kisah Pandora, dan kotak bertuahnya. Rupanya, ini adalah "mukadimah" dalam penampilan panggung sang rapper di Lollapalooza, 31 Juli 2022 lalu. Ia, kala itu menjadi salah satu headliner--alias bintang utama di festival musik tersebut. Kala itu, ia menampilkan lagu-lagu dari debut album solonya, Jack in the Box.

Namun setelah sekilas digempur ingar bingar panggung, penonton diajak mundur sejenak, menuju hari-hari menjelang album ini dirilis. Tepatnya pada listening party yang digelar J-Hope.

2 dari 4 halaman

Terjun Langsung

Dari awal, penonton yang tak familiar pribadi pria asal Gwangju ini mulai diajak mengenal sosok J-Hope sebagai seorang musisi. Ia begitu teliti memeriksa langsung elemen demi elemen dalam penampilannya di Lollapalooza maupun listening party. Mulai dari performa para penari yang mengiringinya, hingga visualisasi layar di atas panggung.

Jangan kira J-Hope "lembek" karena dikenal murah senyum. Untuk urusan pekerjaan, ia mengutarakan keberatan maupun kritik secara tegas.

Sepanjang film, memang terlihat ia begitu passionate untuk hal-hal yang menyangkut karyanya. Bahkan hal ini pun diangkat dalam album solonya tersebut.

"Aku menyalakan api semangatku. Ini yang kumaksudkan dengan arson," kata J-Hope, mnyebut salah satu judul lagunya. 

3 dari 4 halaman

Sisi Membumi Seorang Superstar

Dunia J-Hope sebagai idol K-Pop mungkin terasa "jauh" bagi sebagian penonton--terutama yang bukan ARMY. Namun ada sejumlah kepingan di dalam dokumenter ini yang begitu manusiawi, membuat sosoknya terasa membumi. Mengingatkan bahwa sebelum menjadi J-Hope sang member BTS, ia adalah manusia penuh mimpi bernama Jung Ho Seok.

Termasuk obrolan dengan keluarga di meja makan, saat ia mengeluh pada ibunya bahwa kakinya kapalan lagi. Atau saat ia girang bertemu dengan idolanya, J. Cole. Juga saat ia dengan senyum semringah menyapa orang-orang yang m

J-Hope juga tak segan mengekspos kerapuhannya di depan kamera. Ia dengan jujur mengutarakan sangat gugup menghadapi panggung Lollapalooza. Atau bahkan saat ia tengah meragukan kemampuan dirinya sendiri.

"Tak ada yang tahu apakah apinya akan terkendali. Haruskah kubiarkan untuk membara, atau haruskah kupadamkan sehingga yang tersisa hanya abu?" kata dia. 

4 dari 4 halaman

J-Hope Keluar dari Kotak

Dokumenter ini sudah pasti jadi daftar "tontonan wajib" untuk ARMY untuk berbagai alasan. Mulai dari obat kangen (karena para member BTS ikut tampil sekilas di film ini), hingga berbagai fakta ringan dan menarik seputar penampilan J-Hope di Lollapalooza.

J-Hope in the Box juga masih bisa ditelan dengan mudah untuk non-ARMY atau bahkan mereka yang bukan "K-Popers". Dokumenter ini memang bukan mengambil formula "from zero to hero" yang gampang menarik simpati. Film ini menampilkan pergulatan seorang superstar untuk membuktikan dirinya saat lepas dari identitas yang selama ini melekat dengannya. Untuk keluar dari "kotak" yang selama ini melingkupinya.

Dan J-Hope in the Box juga memberi bukti, bahwa kemampuan berproses dan kreativitas musisi dalam karya-karyanya, belum mati dalam jagat K-Pop.