Sukses

Dina Subono Ingatkan Tentang Kepedulian, Cinta dan Kasih Sayang Keluarga di Film Pendek Cintanya Cinta Raga

Dina Subono memulai hikayat filmnya dari sebuah enigma besar, apa akibat jika tidak ada rasa sayang di keluarga?

Liputan6.com, Jakarta Sineas muda Dina Subono sedang membesut film pendek berjudul Cintanya Cinta Raga. Duduk sebagai sutradara, Dina mengingatkan bahwa kepedulian, cinta, dan kasih sayang dari keluarga maupun lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan mental seseorang.

“Orang-orang yang kurang kasih sayang secara perlahan akan memiliki alexithymia. Satu kondisi yang mengganggu kemampuan mengekspresikan emosi. Bahkan bisa menjadi penyimpangan sosial,” ujar Dina Subono kepada wartawan, saat ditemui di Komplek TNI AL Kebon Pala Jakarta Timur, Minggu (19/3/2023).

Film Cintanya Cinta Raga merupakan nukilan kedua Dina Subono, selepas film pendek yang disutradarainya bertajuk Tiga Mata, masuk dalam jajaran The Top 60 Finalists Indonesian Short Film Festival (ISFF) SCTV 2016.

Film bagi Dina pengekspresian momen estetis. Sarana kreatif menuangkan ide dengan segala bentuk visualisasinya.

 

2 dari 4 halaman

Tidak Dibatasi Skema Industri

“Di saat film besar (bioskop) kurang leluasa menampung gagasan, maka film pendek menjadi alternatif. Melalui film pendek kita tidak dibatasi oleh skema industri yang cenderung berorientasi pasar (dagang),” ujar putri almarhum Kepala Staf TNI Angkatan Laut ketujuh, Laksamana TNI (Purn.) Ricardus Subono ini.

Film Cintanya Cinta Raga ditulis Dina, sekaligus bertindak sebagai sutradara, penyunting gambar dan produser. Penata sinematografi Yudho Budhi Laksono, produser eksekutif Ramacanaa, co produser Chepyboy, dan koordinator pemain Rhena.

 

3 dari 4 halaman

Para Pemeran Film Pendek

Sejumlah pemeran yang terlibat dalam film ini antara lain, Halilintar Saragih, Dinda Arinie, Ramacanaa, Maghy Ari, Akbar Arab, Felix Halim, Marlina Eva Marpaung, Arivan Yoga dan Febriansa.

“Mereka para sineas, aktor dan aktris profesional yang juga banyak terlibat produksi, serta membintangi beberapa film dan sinetron,” jelas Dina, yang dikenal sebagai sutradara dan juga konsultan hukum ini.

 

4 dari 4 halaman

Platform OTT dan VOD

Perkembangan teknologi, lanjut Dina, melahirkan platform OTT (over the top) atau VOD (video on demand yang memberi peluang untuk mendistribusikan film pendek yang selama ini ruang distribusinya terbatas.

Kehadiran platform tersebut menjadi medium baru bagi insan perfilman tanah air, termasuk film pendek. Film-film ini semakin dikenal publik, tidak hanya beranjak dari satu festival ke festival lainnya.

"Film pendek memiliki kesempatan dan masa depan luas, terutama untuk masuk di OTT yang bisa diakses hingga mancanegara. Itu sebabnya film ini memakai bahasa Inggris, selain karena ingin nuansa yang berbeda,” ujar Dina optimis.