Liputan6.com, Jakarta Pemandangan tak biasa tampak di Balai Kota Solo kala Nicholas Saputra dan Happy Salma bertamu di ruang kerja Gibran Rakabuming. Ketiganya membahas proyek kolaborasi budaya.
Nicholas Saputra enggan membahas detail soal hasil pertemuan dengan Gibran Rakabuming dan Happy Salma. Bintang film Ada Apa dengan Cinta? mengaku hanya mampir silaturahmi.
Baca Juga
“Mampir saja, mumpung di Solo. Enggak sih, menanyakan saja apa yang bisa kami lakukan untuk seni dan budaya (di Solo),” katanya kami lansir dari video interviu di kanal YouTube Berita Surakarta, Senin (20/3/2023).
Advertisement
Nicholas Saputra menyebut Solo sebagai salah satu wadah budaya di Indonesia. Sang aktor lantas menyinggung pawai ogoh-ogoh yang digelar di jalanan Solo jelang Hari Raya Nyepi.
Solo Jadi Wadah Budaya
Seperti di ketahui, pawai ogoh-ogoh jelang Nyepi untuk kali pertama digelar di Solo, Sabtu (18/3/2023). Pawai ini disambut meriah sekaligus menandai makin tebalnya toleransi antar umat beragama di Kota Bengawan.
“Solo menjadi wadah budaya Nusantara ya, kita melihat belakangan ini ada kegiatan yang berkaitan dengan seni budaya yang mengangkat dari tempat-tempat di luar Jawa, bukan dari Jawa saja,” Nicholas Saputra mengulas.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kolaborasi Seni Budaya
“Seperti kemarin ada acara (pawai) ogoh-ogoh (untuk Nyepi bagi umat Hindu). Kami melihatnya sebagai tempat yang punya kemungkinan untuk segala macam bentuk kolaborasi seni budaya,” ia menyanjung.
Hadirnya ogoh-ogoh untuk menghormati perayaan umat Hindu disambut hangat publik. Meski ada saja segelintir orang yang menilai ini tak sesuai ajaran agama yang diyakininya. Gibran Rakabuming lantas menyentil kaum intoleran.
Gibran dan Ogoh-ogoh
Minggu (19/3/2023), Wali Kota Solo mengutip cuitan salah satu netizen yang mengkritik pawai ogoh-ogoh seraya mengingatkan bahwa Indonesia termasuk Solo di dalamnya menjunjung toleransi sekaligus mengedepankan kebhinekaan.
“Pemkot Solo memberi ruang untuk semua agama hingga komunitas untuk menggelar perayaan hari besarnya. Solo siap menjadi ruang eksistensi bagi seluruh warganya tanpa terkecuali, karena Solo menjunjung toleransi dan mengedepankan kebhinekaan,” tulisnya.
Advertisement