Dalam rangka menyambut Bulan Film Nasional, Kineforum Dewan Kesenian Jakarta kembali menggelar program tahunan: Sejarah adalah Sekarang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, program yang pertama kali digelar pada 2007 itu bakal berlangsung sebulan penuh di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
Ada banyak judul film layar lebar yang pernah berjaya pada masanya (jadul) disiapkan untuk diputar mulai 1 Maret hingga 31 Maret mendatang. Menariknya, para penonton tidak dikutip bayaran alias gratis.
Pada Senin hingga Kamis, pemutaran film dijadwalkan pada pukul 14.15, 17.00, dan 19.30 WIB. Sedangkan pada Jumat, Sabtu, dan Ahad, pemutaran akan berlangsung pada pukul 12.30 dan 14.30 WIB.
Selaku penyelenggara, Kineforum memang mempunyai tujuan untuk lebih mengapresiasi karya-karya film Indonesia. Dan, Sejarah adalah Sekarang 7 menjadi satu tema yang penting.
"Agar penonton bisa memaknai apa yang sudah dibuat generasi terdahulu," ucap Alexander Matius, Direktur Program Sejarah adalah Sekarang 7, seusai press screening film Duo Kribo (hasil cetakan kopi baru film--Red.) di TIM, Jakarta, Kamis (28/2/2013) siang.
Selain itu, mereka juga bisa menghargai sekaligus mengapresiasi film yang sudah dengan susah payah dibuat pada saat ini dan diapresiasi juga di negara lain serta dapat menjadi sejarah di masa datang.
Selain pemutaran film lawas, Kineforum juga konsisten untuk mengajak publik peduli soal materi film Indonesia dan pengarsipannya. Belum lama ini mereka turut membantu keberhasilan restorasi film Lewat Djam Malam (1954).
Selain merestorasi, upaya agar film lawas bisa aman ditonton di bioskop adalah dengan cara membuat cetakan baru film. Namun, upaya ini hanya bersifat mentransfer atau memindahkan film ke materi fisik yang baru, tanpa mengubah atau memperbaiki kualitas film di materi film sebelumnya.
Cara seperti itu ditempuh PT Interstudio dengan membuat cetakan baru tiga film produksi Njoo Han Siang.
Beberapa program acara juga telah dibuat untuk mengisi pagelaran Sejarah adalah Sekarang 7, antara lain pemutaran film dan diskusi mengenai tokoh Misbach Jusa Biran, Njoo Han Siang, fenomena grup lawak kondang, musisi penata musik film, film biografi grup band, peristiwa 1965, sejarah film dan pembuatan film dengan kamera DSLR.
Sejarah adalah Sekarang 7 juga akan menggelar konser musik, bazar dan penggalangan dana. Hasilnya nantinya bakal digunakan untuk membiayai operasional Kineforum dan perawatan alat. "Kami belum bisa kasih tahu siapa band yang akan main. Tapi biasanya kita suka kasih kejutan," ungkap Matius.
Nah, bila Anda tertarik menyaksikan serangkaian acara Sejarah adalah Sekarang 7, maka jadwalnya dapat dilihat melalui laman resmi kineforum.org.(ANS)
Ada banyak judul film layar lebar yang pernah berjaya pada masanya (jadul) disiapkan untuk diputar mulai 1 Maret hingga 31 Maret mendatang. Menariknya, para penonton tidak dikutip bayaran alias gratis.
Pada Senin hingga Kamis, pemutaran film dijadwalkan pada pukul 14.15, 17.00, dan 19.30 WIB. Sedangkan pada Jumat, Sabtu, dan Ahad, pemutaran akan berlangsung pada pukul 12.30 dan 14.30 WIB.
Selaku penyelenggara, Kineforum memang mempunyai tujuan untuk lebih mengapresiasi karya-karya film Indonesia. Dan, Sejarah adalah Sekarang 7 menjadi satu tema yang penting.
"Agar penonton bisa memaknai apa yang sudah dibuat generasi terdahulu," ucap Alexander Matius, Direktur Program Sejarah adalah Sekarang 7, seusai press screening film Duo Kribo (hasil cetakan kopi baru film--Red.) di TIM, Jakarta, Kamis (28/2/2013) siang.
Selain itu, mereka juga bisa menghargai sekaligus mengapresiasi film yang sudah dengan susah payah dibuat pada saat ini dan diapresiasi juga di negara lain serta dapat menjadi sejarah di masa datang.
Selain pemutaran film lawas, Kineforum juga konsisten untuk mengajak publik peduli soal materi film Indonesia dan pengarsipannya. Belum lama ini mereka turut membantu keberhasilan restorasi film Lewat Djam Malam (1954).
Selain merestorasi, upaya agar film lawas bisa aman ditonton di bioskop adalah dengan cara membuat cetakan baru film. Namun, upaya ini hanya bersifat mentransfer atau memindahkan film ke materi fisik yang baru, tanpa mengubah atau memperbaiki kualitas film di materi film sebelumnya.
Cara seperti itu ditempuh PT Interstudio dengan membuat cetakan baru tiga film produksi Njoo Han Siang.
Beberapa program acara juga telah dibuat untuk mengisi pagelaran Sejarah adalah Sekarang 7, antara lain pemutaran film dan diskusi mengenai tokoh Misbach Jusa Biran, Njoo Han Siang, fenomena grup lawak kondang, musisi penata musik film, film biografi grup band, peristiwa 1965, sejarah film dan pembuatan film dengan kamera DSLR.
Sejarah adalah Sekarang 7 juga akan menggelar konser musik, bazar dan penggalangan dana. Hasilnya nantinya bakal digunakan untuk membiayai operasional Kineforum dan perawatan alat. "Kami belum bisa kasih tahu siapa band yang akan main. Tapi biasanya kita suka kasih kejutan," ungkap Matius.
Nah, bila Anda tertarik menyaksikan serangkaian acara Sejarah adalah Sekarang 7, maka jadwalnya dapat dilihat melalui laman resmi kineforum.org.(ANS)