Sukses

Cerita Buya Hamka Tolak Dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta, Pilih TPU Tanah Kusir agar Dekat dengan Rakyat

Cicit Buya Hamka, Ali Akbar Hasyemi, membenarkan jenazah almarhum tak dikebumikan di TMP Kalibata melainkan Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Buya Hamka diangkat ke layar lebar dengan Vino G. Bastian sebagai pemeran utama. Film karya sutradara Fajar Bustomi ini akan menyapa bioskop se-Indonesia mulai 20 April 2023.

Kini, perjalanan hidup Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo atau Buya Hamka kembali dikenang generasi muda. Almarhum rupanya tak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta Selatan.

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Sabtu (25/3/2023), cicit Buya Hamka, Ali Akbar Hasyemi, membenarkan jenazah sang Pahlawan Nasional tak dikebumikan di TMP Kalibata melainkan Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.

Akbar membeberkan alasan mengapa Buya Hamka memilih TPU Tanah Kusir, yakni agar selamanya bisa dekat dengan rakyat Indonesia. Inilah yang membuat almarhum punya tempat tersendiri di hati masyarakat.

2 dari 4 halaman

Menolak Taman Makam Pahlawan

“Nambo (demikian Hamka dipanggil cicitnya -red) menolak untuk dimakamkan di TMP Kalibata. Padahal, saat itu Pemerintah sudah menawarkan untuk dimakamkan di sana,” katanya.

“Bahkan, saat Buya Hamka meninggal, ada tiga ambulans yang menunggu, di antaranya dari yayasan Bunga Rampai, Rumah Gadang dan Pemerintah,” Ali Akbar Hasyemi menjelaskan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Memilih TPU Tanah Kusir

Namun pihak keluarga memilih menggunakan ambulans dari Rumah Gadang dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, sesuai pesan Buya Hamka semasa hidup. Sebuah keputusan yang menyentuh hati khalayak.

“Seperti kita tahu, kalau ziarah ke TMP Kalibata harus melewati berbagai proses perizinan. Buya Hamka ingin dekat dengan masyarakat dan siapa pun bisa berziarah kapan saja,” ia menyambung.

4 dari 4 halaman

Warisan Buya Hamka

Perjuangan Buya Hamka memajukan dunia Islam Indonesia diakui banyak pihak. Ia pendiri Majelis Ulama Indonesia (MUI). Semasa hidup, Buya Hamka tak lelah berdakwah dan menulis buku.

Sejumlah bukunya yang dikenang hingga kini yakni Tafsir Al-Azhar, Tasawuf Modern dan Falsafat Hidup, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau Ke Deli, dan Di Bawah Lindungan Kabah.