Liputan6.com, Jakarta Jepang, negara yang dikenal dengan kulturnya yang menarik sekaligus unik, kini tengah mengalami krisis populasi yang sangat signifikan. Angka kelahiran di Jepang saat ini, sedang menurun sangat drastis. Pada 2022 saja, jumlah kelahiran di Jepang berada di bawah angka 800 ribu.
Fenomena yang juga dikenal dengan resesi seks ini langsung membuat pihak pemerintah Jepang memutar otak dengan sangat keras. Hingga akhirnya, Menteri Kebijakan Anak Jepang, Masanobu Ogura, muncul ke muka publik untuk memberikan solusi atas krisis populasi ini.
Disampaikan dalam jumpa pers, pihak pemerintah Jepang kini tengah berusaha untuk meningkatkan pendapatan alias naik gaji bagi para generasi muda di Jepang. Selain itu, menurut pemerintah, struktur sosial Jepang harus diubah, yakni ketika seorang wanita terpaksa merawat anak hingga meninggalkan karier.
Advertisement
"Bisa dilihat, angka kelahiran di Jepang sudah menurun sangat cepat sejak awal tahun 2000-an. Seandainya hal ini terus berlanjut, generasi muda akan berkurang pada tahun 2030-an dengan tingkatan dua kali lebih cepat," ujar Menteri Kebijakan Anak Jepang, Masanobu Ogura, kami lansir dari kanal YouTube Liputan6, Rabu (5/4/2023).
Â
Kesempatan Terakhir Menangani Krisis Populasi Jepang pada Tahun 2030
Menurut sang menteri, pihak pemerintah akan menggenjot cara agar populasi di Jepang tak lebih rendah dari tahun lalu. Sejumlah strategi pun telah disiapkan, termasuk meliputi ranah pekerjaan.
"Enam hingga tujuh tahun terakhir sampai pada tahun 2030-an, merupakan kesempatan terakhir untuk mencoba mencegah penurunan angka kelahiran. Karena itulah kami akan berusaha keras untuk mematangkan rencana dukungan pengasuhan anak dan perencanaan keluarga dalam tiga tahun ke depan," ujar Masanobu Ogura.
"Masalah orang yang tak menikah, sebelumya sudah didiskusikan. Selain itu, ada pula data yang menunjukkan bahwa pekerja kontrak memiliki angka tidak menikah lebih tinggi dari pekerja tetap," sambungnya.
Â
Advertisement
Solusi Menaikkan Gaji Generasi Muda Jepang demi Naiknya Angka Kelahiran
Setelah itu, Masanobu Ogura pun menyatakan bahwa salah satu solusi yang paling memungkinkan untuk dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah dengan meningkatkan gaji para generasi muda.
"Maka dari itu, inti dari penanggulangan terhadap penurunan angka kelahiran adalah dengan terus meningkatkan pendapatan para generasi muda," ungkap Masanobu Ogura menyampaikan.
Â
Permasalahan dengan Perempuan di Jepang Saat Memiliki Anak
Selanjutnya, dibeberkan mengenai salah satu permasalahan yang cukup pelik dalam hal krisis populasi di Jepang akhir-akhir ini hingga membuat pemerintah terpaksa menaikkan gaji para generasi muda.
"Seiring meningkatnya jumlah keluarga berpenghasilan ganda, timbul juga masalah, yakni meski kedua orangtua bekerja, mereka tidak serta merta bisa merawat anak," terang Masanobu Ogura menjabarkan salah satu masalah.
"Perempuan menghabiskan waktu 5,5 kali lebih banyak daripada laki-laki, ini adalah masalah besar. Hingga banyak perempuan terpaksa untuk meninggalkan karier mereka akibat beban mengasuh anak sangatlah berat," lanjutnya.
Â
Advertisement
Perubahan Struktur Sosial di Jepang di Tiap Keluarga
Masanobu Ogura juga menekankan betapa pentingnya kerja sama pasangan yang telah menjadi orangtua agar bisa membesarkan anak bersama. Selain itu, struktur sosial pun menjadi salah satu hal yang diharapkan bisa mengalami perubahan.
"Karena itulah kita harus benar-benar menjadi masyarakat yang kedua orangtuanya dapat bekerja sambil membesarkan anak bersama," ujar Masanobu Ogura.
"Untuk itu sangatlah penting dalam mengubah struktur sosial dan kesadaran masyarakat, sehingga semua orang mendukung anak-anak dan generasi yang mengasuhnya," katanya.