Liputan6.com, Jakarta - Untuk kali kedua, Gubernur Bali, I Wayan Koster, membuat polemik di bidang olahraga. Masih terkait kehadiran kontingen Israel, yang akan berlaga di ANOC World Beach Games 2023, I Wayan Koster kembali menolaknya, setelah Piala Dunia U-20.
Koster menyebut menolak kehadiran kontingen Israel di World Beach Games berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia. Turnamen ANOC World Beach Games 2023 rencanaya berlangsung di Bali pada 5-12 Agustus 2023 mendatang.
Mengetahui adanya polemik ini Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru, Dito Ariotedjo, buka suara. Dito Ariotedjo, akan mengambil langkah untuk menemukan titik terangnya.
Advertisement
"Sampai tadi saya berkoordinasi dengan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Hari, beliau masih confidence untuk tetap dilaksanakan," ungkapnya, dilansir kanal YouTube KompasTV, Jumat (7/4/2023).
Dito Ariotedjo Akan Mempertemukan I Wayan Koster dengan Kemlu
Meski begitu, Dito Ariotedjo mengaku masih ada perbedaan pernyataan sehingga ia akan langsung mencari jalan keluarnya hingga selaras.
"Jadi saya akan mencoba mendudukan antara pihak Gubernur Bali dengan adanya pihak Kemlu. Jadi ini harus diselaraskan, duduk bersama dan kita cari titik temu dan solusinya," lanjutnya.
Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Alasan I Wayan Koster Tolak Kontingen Israel Beragam
Ada saja alasan yang dibuat I Wayan Koster terkait penolakannya tersebut. Mulai dari trauma bom hingga membawa-bawa nama Presiden RI pertama, Soekarno.
Sikap I Wayan Koster yang menolak kehadiran Timnas Israel di ajang olahraga ANOC World Beach Games ini pun mendapat reaksi beragam dari warganet. Sebagian besar warganet berkomentar bertentangan dengan pendapat Koster, dilansir Tekno Liputan6.com.
Â
World Beach Games Akan Diikuti oleh 130 Negara dan 1600 Atlet
Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia menyebut hingga saat ini komunikasi formal belum diterima. Ia juga menganggap adanya misinterprestasi dan miskomunikasi yang terjadi.
"ANOC ini sejak awal diadakan tanpa pengibaran bendera negara dan juga lagu kebangsaan, itu sudah kesepakatan dari awal, itu yang pertama. Kedua perlu dipahami ini merupakan kegiatan multi event terbesar ketiga di dunia. Akan dihadiri oleh 205 negara, dan juga akan diikuti oleh kurang lebih 130 negara, kurang lebih 1600 atlet," papar Raja Sapta Oktohari, di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (6/4/2023).
Advertisement