Liputan6.com, Jakarta Penyanyi solo pria pendatang baru asal Jakarta, Rangga ingin mencoba sisi pandang yang berbeda dalam mengawali karirnya. Di lagu rilisan tunggal perdananya yang bertajuk “Asa”, ia ingin merayakan cinta yang justru sudah tertanam lama, mempertahankannya, dan mensyukuri kehadirannya.
Penyanyi yang punya nama lengkap Rangga Dirgantara ini meyakinkan, bahwa “Asa” bersifat universal. Bisa menjadi selebrasi cinta buat siapa saja.
"Jika dibayangkan, lagu ini sangat pas didengarkan saat senja, dalam suasana yang romantis," kata Rangga dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Advertisement
Sesuai potongan lirik lagu “Asa” berikut ini: “… Bersama senja, Muara sgala rasa, Terbiasa berkata… Tak akan pernah ada yang sirna, Ku selalu menjaga, Dengan segenap asa jiwa….”
Tidak Bekerja Sendiri
Sebagai pendatang baru yang belum mengenyam pengalaman dalam dunia rekaman, Rangga tentunya tidak bekerja sendiri saat penggarapan “Asa”. Sepanjang proses kreatifnya, ia pun menggamit Rudye, seorang musisi yang pernah tergabung di band rock Killing Me Inside, untuk meracik musik yang sesuai misi dalam lagunya.
Bisa dibilang, Rudye dipercayakan sebagai koki untuk menyulap “Asa” menjadi komposisi yang layak diperdengarkan secara profesional. Tidak hanya dalam lingkup musik, tapi juga dalam penyusunan lirik.
"Tapi untuk judul lagu, kata ‘Asa’ itu datangnya dari Rangga sendiri. ‘Asa’ sendiri bermakna pengharapan, sebuah harapan akan cinta yang langgeng dan tak pernah sirna," ujar Rudye mengungkap misi lagunya.
Advertisement
Proses Kreatif
Cukup panjang waktu yang dibutuhkan Rudye untuk mengeksekusi “Asa” hingga menjadi sebuah lagu yang benar-benar sesuai dengan misinya. Musisi yang kini mengibarkan proyek musik bernama L.Y.O.N. mengawalinya dengan melakukan beberapa kali workshop untuk benar-benar memahami karakter serta untuk menentukan tangga nada yang pas untuk vokal Rangga.
Dalam menjalani prosesnya, keduanya sempat melakukan proses revisi yang berulang-ulang lantaran Rangga menginginkan hasil yang benar-benar memuaskan dan representatif. Disamping itu, durasi pengerjaan kerap tertunda lama lantaran Rangga juga sangat sibuk menjalani profesinya sebagai pengusaha.
"Proses penggarapan musiknya sih cepat, tapi revisi vokal sampai beberapa bulan, karena Rangga juga sibuk. Proses keseluruhan hampir dua tahun,” ujar Rudye menegaskan.
Jenis Vokal
Dalam penilaian Rudye, vokal Rangga terbilang unik. Sedikit tebal dan bervibra. Bahkan di beberapa bagian, tarikan vokalnya bisa dibilang mirip Bams (eks Samsons). Ia pun membayangkan untuk menggiringnya ke pola musik yang bisa diterima oleh kaum muda, namun di sisi lain juga bisa dinikmati segala usia.
Payung Teduh adalah salah satu referensi utama untuk musiknya, namun dipadukan dengan nuansa-nuansa city pop Jepang yang saat ini cukup banyak digemari.
"Ada effort ke sana, tapi nggak 100% juga. Fokusnya lebih ke bagaimana membuat suara Rangga klop dengan musiknya," ujar Rudye lagi.
Saat ini, Rangga dan Rudye sudah mencanangkan untuk kembali masuk studio untuk menggarap karya lagu berikutnya. Tapi sementara ini, mari dengarkan single “Asa” yang sudah tersaji di berbagai platform digital streaming mulai 23 April 2023.
Advertisement