Liputan6.com, Jakarta April diperingati sebagai Bulan Kartini atau Bulan Emansipasi. Sejumlah wanita Indonesia berbagi perspektif tentang emansipasi hingga kesetaraan gender. Dua di antaranya Sabrina Soewatdy dan Sarah Soewatdy.
Keduanya membuktikan perempuan Indonesia juga memiliki kesempatan sama meraih impian lebih tinggi sekaligus menumbuhkan kebaikan lebih besar kepada lingkunan sekitar. Sabrina dan Sarah Soewatdy mengamini hal ini.
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Minggu (23/4/2023), keduanya menyebut perjuangan Kartini menginspirasi wanita Indonesia untuk meraih mimpi sekaligus berkarya di luar rumah.
Advertisement
Tugas wanita Indonesia masa kini, melanjutkan perjuangan Kartini dengan menciptakan berbagai inovasi di bidang masing-masing. Sabrina Soewatdy kini menjabat CEO dan Co-Founder Rukita. Sarah berada di posisi Chief Operating Officer (COO) sekaligus Co-Founder di Rukita.
Tantangan dan Pembelajaran
Sebagai informasi, Rukita perusahaan proptech penyedia hunian sewa jangka panjang dengan layanan menyeluruh. Ia membangun ekosistem lengkap untuk solusi tempat tinggal berkualitas tinggi dengan harga pas bagi penghuni maupun pemilik properti.
“Pandemi yang melanda sejak awal 2020, tantangan nyata dan pembelajaran tersendiri di awal pendirian Rukita. Ternyata bisnis Rukita tetap bertahan bahkan tumbuh signifikan berkat adaptasi berkelanjutan yang kami lakukan,” kata Sabrina Soewatdy.
Advertisement
Di Ranah Proptech
Sementara itu, sebagai COO dan Co-Founder, Sarah Soewatdy menjadi garda terdepan yang mengawasi business operations, partnerships, customer experience, dan community untuk menjamin keunggulan layanan operasional perusahaan.
“Ke depan, kami ingin menjadi super-app di ranah proptech dan membuka peluang lebih luas kepada masyarakat, terutama pemilik properti yang ingin dapat passive income. Dengan layanan end-to-end, kami siap melayani pemilik properti untuk mengembangkan bisnis,” urainya.
Digelari Kartini Masa Kini
Tak berlebihan adik beradik ini digelari Kartini Masa Kini. Pasalnya, selama ini industri teknologi didominasi pria. Dominasi di perusahaan teknologi ini terjadi karena jurusan teknik juga lebih banyak digeluti pria. Kini, banyak yang mendukung pemberdayaan perempuan.
Di Rukita sendiri, Sabrina dan Sarah mendukung perempuan lebih berdaya. Komposisi pegawai di Rukita nyaris seimbang, yaitu 41 persen perempuan dan 59 persen laki-laki. Di level manajer, Rukita didominasi perempuan yakni mencapai 51 persen.
“Kami melihat skill, karakter, dan kapabilitas. Justru kitalah yang harus bersama menghilangkan stereotype dan klise yang ada.” urai Sarah Soewatdy. Sabrina menambahkan, banyak pemimpin perempuan di berbagai divisi Rukita termasuk product and technology.
“Mereka mampu memimpin dan memberi kontribusi terbaik. Bagi kami, setiap perempuan adalah warna yang mampu memancarkan harapan-harapan untuk masa depan,” Sabrina Soewatdy mengakhiri.
Advertisement