Sukses

Lucky Hakim Buka Suara Setelah Wajah Bingungnya di Ponpes Al-Zaytun jadi Sorotan Warganet

Wajah bingung Lucky Hakim saat berkunjung Ponpes Al-Zaytun sewaktu masih menjadi Wakil Bupati Indramayu, belum lama ini sempat viral.

Liputan6.com, Jakarta Wajah Lucky Hakim belum lama ini viral di media sosial lantaran sebuah video menyorot ekspresi kebingungannya saat menghadiri sebuah acara di Ponpes Al-Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat. Kala itu, sang pimpinan pondok pesantren mengucapkan salam yang diketahui tak sesuai ajaran agama Islam.

Mengintip akun Instagram @ndorobei.official, diunggah Minggu (7/5/2023), dalam video tersebut Lucky Hakim yang mengenakan peci hitam, awalnya duduk tenang sambil menyimak kata-kata yang disampaikan Panji Gumilang. Hingga pada satu momen, pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu mengajak para hadirin untuk berdiri.

Tak disangka, Panji Gumilang mengajak para tamu untuk mengucapkan salam yang diketahui identik dengan ajaran untuk umat Yahudi. Lantaran terpaksa harus mengikuti, Lucky Hakim pun menunjukkan wajah bingungnya dan hanya membuka mulut seadanya.

Admin akun Instagram @ndorobei.official menyampaikan dalam keterangannya bahwa video ini awalnya diunggah di kanal YouTube Arek Pati. Namun, Lucky Hakim memutuskan untuk menyampaikan klarifikasinya dalam kolom komentar akun Instagram tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Salam dari Pimpinan Ponpes Al Zaytun yang Bikin Lucky Hakim Kebingungan

Awalnya, Lucky tampak serius menyimak perkataan Panji Gumilang. Hingga pada saatnya ia ikut diajak berdiri, raut wajahnya berubah menjadi heran.

"Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi," ujar Panji Gumilang dalam video itu.

"Kita ucapkan kepada sahabat kita 'havenu shalom aleichem' dalam bentuk bernyanyi. Silakan berdiri, karena ini satu Suro," sambungnya disusul dengan menyanyikan salam tersebut.

 

3 dari 4 halaman

Klarifikasi Lucky Hakim Soal Kehadirannya di Ponpes Al Zaytun

Setelah menyadari video tersebut viral di media sosial dan menjadi perbincangan warganet, Lucky Hakim pun buka suara untuk mengklarifikasi. Lucky mengaku bahwa momen video itu direkam tahun lalu.

Kala itu, Lucky yang masih menjabat sebagai Wakil Bupati Indramayu, sedang diundang dalam rangka mengunjungi pesantren yang memiliki tanah pertanian dan peternakan modern. Lucky pun tak tahu apa-apa sebelumnya soal salam tersebut.

"Itu tahun lalu waktu saya masih jadi kepala daerah di Indramayu dan diundang sebagai kepala daerah, di dalam pesantren ada tanah garapan pertanian modern dan peternakan modern, selebihnya saya tidak terlalu mendalami kurikulum dan apapun tentang teknis pengajaran," tulis Lucky Hakim menggunakan akun Instagram @luckyhakimofficial.

"Jadi mungkin bisa ditanyakan langsung ke pihak Al-Zaytun bila mana ada yang mau tau tentang metode dan ajarannya," sambungnya.

Lucky Hakim tak hanya berkomentar di akun Instagram @ndorobei.official. Menurut pantauan kami, aktor yang sempat menjabat sebagai Wakil Bupati Indramayu sejak 2021 dan memutuskan mundur pada Februari 2023 itu juga menyampaikan klarifikasi tersebut di akun Instagram @say.kocak yang juga mengunggah video yang sama.

 

4 dari 4 halaman

Kontroversi Ponpes Al-Zaytun

Ponpes Al-Zaytun kini memang tengah menjadi kontroversi masyarakat. Sebelumnya, pondok pesantren tersebut kedapatan menggelar sholat Idul Fitri dengan perempuan berdiri sejajar di barisan depan bersama jamaah laki-laki.

Lebih dari 20 tahun lalu, ponpes ini juga pernah menimbulkan polemik hingga MUI menurunkan tim penelitinya. Pada 2002, tim peneliti Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan riset terkait Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun atau Ma’had Al-Zaytun (MAZ), Indramayu Jawa Barat.

Anggota Komisi Fatwa MUI, Aminuddin Yakub menyampaikan MUI pernah membentuk tim untuk meneliti adanya gerakan NII KW IX yang dikaitkan dengan MAZ. Dari penelitian tersebut dikaji tiga hal.

“Kami mengkaji tiga aspek yaitu, profil NII KW IX dan ajaran di dalamnya, profil MAZ dan kegiatan kurikulum yang diajarkan, serta menggali kemungkinan adanya hubungan antara NII KW IX dengan MAZ,” kata Aminuddin, yang juga merupakan sekretaris tim peneliti MUI dalam kajian tersebut, dikutip dari laman mui.or.id, Minggu (30/4/2023), mengutip kanal Islami Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.