Liputan6.com, Jakarta Viralnya video syur yang diduga mirip Rebecca Klopper menghebohkan jagat maya. Bahkan, tagar Becca sempat trending di lini masa Twitter, seiring beredarnya video berdurasi 47 detik tersebut.
Pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat pun angkat bicara soal video syur yang diduga mirip Rebecca Klopper itu. Berdasarkan analisis yang dilakukannya sejauh ini, pemeran wanita dalam video itu sangat mirip dengan Rebecca.
Advertisement
"Sejauh ini kalau dilihat dari wajah yang melakukannya, pemeran wanitanya, itu tetap saya harus menggunakan kata mirip ya," ujar Abimanyu seperti dikutip kanal Youtube Cumi-Cumi dilihat Selasa (23/5/2023).
"Tapi di situ jelas yang bersangkutan, identik sekali. Kalau dibilang mirip ya sangat mirip sekali," sambungnya.
Tahi Lalat
Sementara keberadaan tahi lalat bisa menjadi pada wanita di video itu bisa menjadi referensi tambahan. Dikatakan Abimanyu, selanjutnya tinggal dilakukan kroscek apakah Rebecca juga memiliki tahi lalat di lokasi yang sama.
"Yang lainnya tinggal dilakukan kroscek untuk dilakukan penyanggahan, apabila yang bersangkutan apakah punya tahi lalat di area tersebut atau tidak," jelas Abimanyu.
Advertisement
Analisa
Dalam melakukan analisa, Abimanyu mencari berbagai sumber terkait konten video syur yang belakangan ramai dibicarakan. Bahkan, ia juga melakukan pengujian berbasis Artificial Intelligence (A.I).
"Jadi melakukan pengecekan dengan konten yang tersedia di internet, dilakukan sampling. Bahkan mulai melakukan pengujiannya yang banyak, karena mulai banyak yang berbasis AI, Tapi tidak mengandalkan itu, cuma sebagai referensi, penguat pengujian," urainya.
Bukan Rekayasa Digital
Abimanyu memastikan, video syur itu bukan lah hasil rekayasa digital. Melainkan hasil dari perekaman, yang diduga dilakukan pemeran pria.
"Yang pasti konten ini tidak ada rekayasa digital, tidak ada rekayasa konten, ini benar-benar satu kejadian yang direkam secara natural. Yang melakukan perekaman di situ pihak prianya. Cuma sekarang tidak ketahuan siapa yang melakukan penyebaran," pungkas Abimanyu. (M. Altaf Jauhar)
Advertisement