Rebecca Klopper Diisukan Sering Menginap di Rumah Pribadi Fadly, H. Faisal: Kita Pesan Sama ART Kalau Ada yang Menginap Beritahu Kami

Diakui H. Faisal dirinya tak bisa mengawasi putranya selama 24 jam. Tetapi, ia meminta bantuan Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah Fadly untuk memberitahukan bila ada seseorang yang menginap di sana.

"Di sana ada mbaknya, dan kita sudah berpesan sama mbaknya kalau ada yang nginap segala macam tolong kamu hubungi kita. Jadi setahu kita enggak ada," lanjutnya.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

H. Faisal mengaku dalam beberapa akhir ini tak mengetahui hubungan putranya dengan Rebecca. Namun, sebelumnya disebutkan bahwa mereka baik-baik saja. Dan ditegaskan H. Faisal bahwa putranya tidak melakukan perbuatan yang melenceng.

"Tentu kalau seseorang pacar kita, atau teman kita mendapat masalah tidaklah pantas kita lari dan pergi secepatnya. Sejauh kita bisa memberi bantuan, support, dalam teman atau pacar kita dalam masalah, ya kita berikanlah. Menurut saya, selama ini anak saya tidak tahu, tahu-tahunya begini enggak mungkin dia dalam keadaan down, trauma, mendapati berita dan mendapati seperti itu ya kita tinggal begitu aja kurang tepat. Saya tidak terima juga. Selama ini anak saya baik-baik saja, enggak ada yang melenceng menurut saya, enggak ada yang melampaui batas," sambungnya.

Pihak Asosiasi Laywer Muslim Indonesia (ALMI) telah mendatangi Mabes Polri untuk mendiskusikan tentang tindakan pornografi dari video syur 47 detik yang diduga dibintangi Rebecca Klopper.

"Kita kan sudah masukan aduan terkait Undang-Undang nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi juncto Undang-Undang ITE. Dugaan terlapornya inisial RK. Kami sedang mempersiapkan bukti-buktinya yang memperkuat tentang dugaan tindak pidana pornografi ini," ungkap Bionda.

"Setelah ini, kita akan ke Polda untuk melakukan pelaporan resmi sebagaimana instruksi dari ataupun saran dari kawan-kawan penyidik cyber Bareskrim Mabes Polri. Sebenarnya ada dua ya, ada Undang-Undang Pornografi, dan Undang-Undang ITE yang mana Undang-Undang itu mengatur terkait delik pidana pornografi ini. Ada dua obyek hukum, yang pertama adalah orang yang membuat video ini, dan kedua adalah yang menyebar video," timpal Mualim.