Liputan6.com, Jakarta Dian Widayanti dikenal sebagai halal lifestyle enthusiast. Baginya, menerapkan gaya hidup halal bukan hal susah. Dalam kondisi “darurat,” ia bisa berkreasi dengan stok bahan pangan halal di rumah.
Kepada Showbiz Liputan6.com, di Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023), Dian Widayanti mengaku menerapkan gaya hidup halal salah satunya dengan menyetok daging slice yang kerap dijumpai di restoran Jepang. Selain itu, beragam saus dan bumbu produksi dalam negeri.
“Biasanya kita nyetok tuh, daging yang tipis-tipis ala teriyaki. Biasanya pakai saus, kan. Sausnya kalau produksi dalam negeri halal, kalau di luar negeri masih ada bahan tertentu dan enggak ada logo halalnya,” kata sang influencer.
Advertisement
Dian Widayanti lantas menyebut salah satu brand yang menyediakan beragam bumbu dan saus termasuk pengganti mirin dengan rasa sama enaknya sekaligus halal. Cara membuatnya pun simpel. Tinggal memasak daging dan menambahkan saus. Rasanya enak di lidah.
Irisan Daging dan Saus
“Irisan daging tipis-tipis tadi ditambahi saus itu rasanya sudah mirip kayak di restoran-restoran gede. Kalau enggak, biasanya mengolah mi instan. Banyak sih, bahan makanan Jepang yang sudah halal,” Dian Widayanti membeberkan.
Beragam informasi soal restoran dan bahan pangan halal dipajang di etalase akun Instagramnya yang diikuti lebih dari 115 ribu orang. Lewat medsos, Dian Widayanti menyuarakan asyiknya menerapkan gaya hidup halal.
Ia menambahkan, di era serbadigital, masyarakat Indonesia bisa mencari informasi seputar gaya hidup halal lewat aplikasi. Terbaru, ada Momasa. Dian Widayanti berpendapat aplikasi seperti ini sangat membantu apalagi diperkaya dengan sejumlah fitur bermanfaat.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dian dan Fitur Favorit
“Fitur favorit saya demo masak. Di situ ada teknologi untuk memfilter orang-orang yang menulis resep dengan bahan enggak halal. Sekali ada yang memasukkan resep pakai salah satu bahan tersebut, otomatis tereliminasi,” beri tahunya.
“Fitur kedua yang jadi favorit saya, kelas daring. Sebelumnya saya ikut kelas daring, ada ibu-ibu jual resep nastar enak banget, saya beli lalu membuatnya di rumah. Itu manual banget, dikasih video lewat Telegram segala macam,” Dian Widayanti mengenang.
Kini, digitalisasi memungkinkan beragam video informasi dan kelas daring berada di satu satu portal. Para ibu bisa menjual resep andalan mereka. Yang lain bisa membeli dan mengakses resep autentik dengan satu dua kali klik.
Aplikasi dan Era Serbadigital
Dalam sesi konferensi pers, Presiden Komisaris Momasa Digital App Dewa Eka Prayoga, menerangkan, sektor industri halal diprediksi terus tumbuh pada 2023. Ulasan ini berkaca pada data terbaru Bank Indonesia yang dikutip Kementerian Perindustrian RI.
Sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) di dalam negeri, yaitu pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim dan wisata ramah Muslim bakal tumbuh sebesar 4,5 hingga 5,3 persen. Sektor ini diproyeksi mampu menopang lebih dari 25 persen ekonomi nasional.
“Kita perlu manfaatkan momentum ini. Salah satunya dengan menciptakan aplikasi kuliner halal sehingga perlahan membentuk ekosistem industri halal yang kuat. Dengan begitu, kita turut berkontribusi memajukan perekonomian nasional,” ungkap Dewa Eka Prayoga.
Ia menjelaskan, aplikasi Momasa dibekali fitur cooking class premium yang memungkinkan pengguna mengakses kelas khusus memasak dengan tarif terjangkau. Para UMKM kuliner juga bisa menggunakan fitur berisi cara terbaik berjualan dengan resep yang ada.
Sementaraa CEO Momasa Digital App Yushan Fahruriza menyorot fitur Info Halal. “Ini memudahkan pengguna mengakses informasi kuliner halal, baik bahan pangan hingga tempat makan,” ia mengakhiri.
Advertisement