Sukses

MUI Sebut Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Selalu Cuek Tiap Diajak Ketemuan untuk Tabayun, Kini Bakal Terbitkan Fatwa

Tak butuh waktu cukup lama, MUI berencana menerbitkan fatwa untuk Ponpes Al-Zaytun milik Panji Gumilang pada pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Polemik keberadaan Pondok Pesantren Al Zaytun atau Ponpes Al Zaytun, akhirnya membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) meradang. Dalam waktu dekat, MUI akan menerbitkan fatwa yang menyenggol dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun.

Hal itu berkaitan dengan adanya dugaan ajaran sesat di pondok pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Tak butuh waktu cukup lama, MUI berencana menerbitkan fatwa untuk ponpes milik Panji Gumilang pada pekan ini. Laporan pun sudah memasuki tahap akhir pengerjaan.

"InsyaAllah dalam satu atau dua hari ada fatwa. Besok laporan kami baru final, setelah itu tahapan selanjutnya adalah fatwa," ujar Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah Muhammad Cholil Nafis, Selasa (27/6/2023), melansir kanal Surabaya Liputan6.com.

Muhammad Cholil Nafis menegaskan bahwa pihaknya hanya akan mengeluarkan fatwa setelah melalui penelitian yang menyeluruh dan tidak tergesa-gesa. Di sisi lain, ada satu fakta yang cukup menjadi alasan bagi MUI untuk menerbitkan fatwa baru.

 

2 dari 4 halaman

Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun Berkali-kali Cuekin MUI

Salah satunya, ternyata MUI selama ini pernah beberapa kali menghubungi pimpinan Ponpes Al-Zaytun untuk mengajaknya bertemu namun selalu tak ditanggapi.

"Padahal kami sudah ajak untuk bertemu, tapi Panji Gumilang menolak. Kami sudah surati juga untuk tabayun, tapi tidak ditanggapi," tuturnya.

"Ini kan menyangkut pendidikan anak-anak yang berada di sana juga, maka perlu diselamatkan," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Dugaan Ajaran Sesat di Ponpes Al Zaytun

Fatwa yang akan diterbitkan MUI berlandaskan beberapa kasus dugaan ajaran sesat seperti rekaman Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang yang mengatakan Allah SWT tidak berbahasa Arab, serta tidak mengerti bahasa Indramayu. Pernyataan itu sama saja menistakan tuhan dengan perumpamaan seperti manusia.

Selain itu, Muhammad Cholil Nafis mengatakan bahwa kesesatan juga terjadi dalam penafsiran Al-Quran, dengan tidak menggunakan kaidah dasar dalam tafsir Al-Quran.

"Kita tidak permasalahkan shalat berjarak, karena mungkin itu masalah khilafiah. Tapi penafsiran Panji terkait surat Al-Mujadalah ayat 11 itu yang menjadi masalah," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Presiden Jokowi Buka Suara Terkait Ponpes Al Zaytun

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah isu bahwa ada pihak Istana yang membekingi pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun, Indramayu. Dia juga membantah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai salah satu sosok yang membekingi Ponpes Al Zaytun.

"Saya dong Istana? Ndak lah, endak, endak endak," kata Jokowi kepada wartawan usai meninjau Pasar Palmerah Jakarta, Senin (26/6/2023).

"Endak, endak, ndak," sambungnya saat ditanya soal keterlibatan Moeldoko.

Dia mengatakan telah memerintahkan Menko Polhukam Mahfud Md dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk mendalami apa yang terjadi di Ponpes Al Zaytun. Jokowi pun meminta masyarakat sabar menunggu hasil penelusuran pemerintah.

"Ya sabarlah, itu Pak Menko Polhukam, Pak Menteri Agama, sudah saya perintahkan untuk mendalami untuk mendalami. Nanti kalau hasilnya sudah ada saya sampaikan," jelas Jokowi.