Liputan6.com, Jakarta Semester pertama 2023 ditutup dengan pergelaran Powerful Indonesia: Rock Anthology yang melibatkan Aksan Sjuman, Indra Lesmana, seniman Raul Renanda, bersama The Apurva Kempinski Bali.
Dalam sesi diskusi, Aksan Sjuman mengakui gaung musik rock atau rok tak senyaring di dekade 1980 dan 1990-an. Bahkan bisa dibilang, musik rock di Indonesia tengah tidur dalam beberapa tahun terakhir.
“Musik rock itu lagi tidur. Musik itu jadi kayak musik jaz sekarang, segmented tapi masih tetap cool saja buat orang-orang untuk mendengar musik rock karena nanti di 90’s festival itu ada Mr. Big,” kata Aksan Sjuman.
Advertisement
Hadir di diskusi Powerful Indonesia: Rock Anthology secara virtual, Aksan Sjuman menyebut meski sedang “terlelap” namun, animo para pencinta musik terhadap festival rock tetap tinggi.
Musik Rock Lagi Tidur
“Secara perkembangan di sisi musiknya mungkin lagi tidur tapi animonya tetap kuat karena dalam satu era waktu itu, rock benar-benar kayak musik jaz tahun 1980-an. Semua orang hampir dengar musik jaz. Kayak musik rock di era 1990-an,” ia menyambung.
Dipercaya menggelar Rock Anthology oleh The Apurva Kempinski Bali, Aksan Sjuman menyebut ada banyak tantangan dalam tahap persiapan. Salah satunya, mencari lagu yang tidak hanya populer tapi penting dan mewakili sebuah era.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Perkara Mencari Lagu
“Mencari lagu, karena kita melihat kapan sih mulai ada influence musik rock di musik Indonesia. Siapa saja band yang lahir dari pengaruh ini,” urai bintang film Kuldesak lalu dibenarkan Indra Lesmana. Dalam Rock Anthology, lagu populer saja tidak cukup.
Pelantun “Aku Ingin” menjelaskan, perjalanan musik rock Indonesia sangat panjang dari era 1960-an hingga 1990-an. Dalam kurun waktu itu, ada banyak grup rock legendaris layak masuk repertoar Rock Anthology.
“Itu tantangan kami, memilih lagu kira-kira mana saja yang bisa mewakili era tersebut. Kami berpikirnya bukan dari sisi terkenal, lebih dikenal orang, tapi kami melihat dari pentingnya grup musik itu dan karya itu di era itu,” Indra Lesmana menambahkan.
Partner Yang Mengerti Indonesia
Dalam gelar wicara yang digelar virtual baru-baru ini, Director of Marketing Communications The Apurva Kempinski Bali, Danti Yuliandari menjelaskan, bahwa Aksan Sjuman, Indra Lesmana, dan Raul Renanda diajak berkolaborasi bukan tanpa alasan.
Pihaknya punya visi menggali lebih dalam tentang Indonesia berikut seni dan budaya yang mekar di dalamnya. Di sisi lain, tak mudah mencari partner-partner yang mengerti Indonesia lebih dalam dari sisi sejarah maupun pemahaman terhadap the power of Indonesia.
“Tidak gampang untuk menemukan partner seperti itu. Pada saat kami punya visi yang sama, kami membebaskannya asal tetap bertujuan untuk (merefleksikan) Indonesia. Karenanya kami nyaman berkolaborasi dengan ketiga musisi ini,” Danti Yuliandari mengulas.
Advertisement